Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Selasa (30/11/2021). Hal ini didorong sentimen global setelah ketegangan terkait varian omicron mereda dan Presiden AS Joe Biden menyebutkan belum akan melakukan lockdown.
Hal itu disampaikan pengamat pasar modal Edwin Sebayang. Ia menuturkan, penguatan indeks Dow Jones didorong Presiden AS Joe Biden belum akan melakukan lockdown sehingga meredakan ketegangan terkait varian omicron.
Baca Juga
Ia menambahkan, jika kenaikan indeks Dow Jones dikombinasikan dengan kenaikan EIDO sebesar 1,57 persen serta kenaikan beberapa komoditas antara lain harga minyak 1,54 persen, CPO 0,30 persen, nikel 1,14 persen dan timah 0,19 persen berpotensi menjadi katalis pendorong penguatan IHSG. Edwin prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.564-6.659.
Advertisement
Sementara itu, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpotensi bergerak dalam rentang terbatas. Perkembangan pergerakan IHSG masih memiliki kecenderungan dalam rentang konsolidasi wajar.
“Sedangkan potensi tekanan masih terlihat lebih besar dibandingkan dengan keinginan naiknya, masih minimnya sentimen yang dapat dongkrak kenaikan IHSG yang diakibatkan oleh perlambatan perekonomian juga menjadi salah satu faktor yang pengaruhi pola gerak IHSG.
William menuturkan, IHSG berpotensi bergerak dalam rentang terbatas. IHSG akan bergerak di kisaran 6.521-6.696.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Pilihan
Untuk saham pilihan, William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Kemudian PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Sedangkan Edwin memilih saham PT Indosat Tbk, PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
Kemudian PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Putra Rajawali Kencana (PURA), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Phapros Tbk (PEHA).
Advertisement