Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah saham emiten farmasi dan sektor kesehatan menguat pada perdagangan Senin, 29 November 2021. Penguatan saham emiten farmasi dan peralatan kesehatan tersebut terjadi di tengah ada varian baru COVID-19 yaitu omicron.
Mengutip data RTI, Selasa (30/11/2021), saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) naik 9,33 persen ke posisi Rp 1.875 per saham pada 29 November 2021.
Baca Juga
Saham IRRA memimpin kenaikan di antara emiten sektor kesehatan. Saham IRRA ditransaksikan di posisi terendah Rp 1.715 dan terendah Rp 1.910 per saham. Total volume perdagangan 25.074.000 dengan total frekuensi perdagangan 7.953 kali. Nilai transaksi Rp 46,3 miliar.
Advertisement
Selain itu, saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menanjak 6,64 persen ke posisi Rp 2.570 per saham. Saham KAEF berada di level tertinggi Rp 2.570 dan terendah Rp 2.400 per saham. Total volume perdagangan 17.881.850. Nilai transaksi Rp 45,2 miliar. Total volume perdagangan 6.929 kali.
Disusul saham PT Indofarma Tbk (INAF) naik 6,38 persen ke posisi Rp 2.500 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.804 kali dengan volume perdagangan 3.688.500. Saham INAF berada di level tertinggi Rp 2.520 dan terendah Rp 2.360 per saham.
Saham PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) naik 3,81 persen ke posisi Rp 8.175 per saham. Saham PRDA berada di level tertinggi Rp 8.250 dan terendah Rp 7.900 per saham. Total volume perdagangan 8.738.700 dengan nilai transaksi Rp 70,3 miliar. Total frekuensi perdagangan 2.714 kali.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
IHSG Naik pada 29 November 2021
Sebelumnya,laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau setelah sempat berada di zona merah pada awal sesi perdagangan Senin, 29 November 2021. Akan tetapi, investor asing jual saham signifikan di seluruh pasar.
Pada penutupan perdagangan, IHSG naik 0,71 persen ke posisi 6.608,29. Indeks LQ45 menguat 1,02 persen ke posisi 950,67. Seluruh indeks acuan kompak menguat. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.617,28 dan terendah 6.487,74. Sebanyak 345 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG.222 saham menguat dan 107 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.476.718 kali dengan volume perdagangan 26,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 1,2 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.301.
Sebagian besar sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 0,96 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXnonsiklikal tergelincir 0,53 persen dan indeks sektor saham IDXbasic melemah 0,08 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXinfrastruktur menguat 1,59 persen dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXfinance mendaki 1,19 persen dan indeks sektor saham IDXhealth menanjak 1,17 persen.
Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, penguatan IHSG didorong langkah pemerintah Indonesia yang bergerak cepat untuk menghadang penyebaran varian baru COVID-19 Omicron.
"Karantina ditambah jadi 7 hari. Kondisi ekonomi Indonesia sedang lebih baik. Emiten catat pendapatan signifikan,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, investor juga memanfaatkan masuk ke saham seiring koreksi tajam pada Jumat pekan lalu. IHSG turun ke posisi 6.561 lantaran kekhawatiran varian baru COVID-19.
"Kesempatan untuk masuk, Desember akan window dressing. Dengan IHSG di bawah 6.600 kesempatan masuk sehingga akhir tahun IHSG bisa kembali ke 6.700, manfaatkan window dressing,” tutur dia.
Selain itu, Wawan menilai, investor juga masih yakin ekonomi akan lebih baik pada 2022 sehingga jadi katalis positif.
Advertisement