Liputan6.com, Jakarta - Pasar keuangan global kembali terguncang oleh kekhawatiran COVID-19 varian baru omicron yang berpotensi kebal vaksin.
Meskipun otoritas kesehatan mengatakan akan memakan waktu beberapa minggu untuk mendapatkan gambar lengkap mutasi omicron terhadap vaksin yang ada, CEO Moderna Stephane Bancel mengatakan kepada Financial Times kalau vaksin kurang efektif terhadap jenis baru.
Baca Juga
Kepada CNBC, Bancel menuturkan, dibutuhkan waktu berbulan-bulan mengembangkan dan mengirimkan vaksin yang secara khusus menargetkan varian omicron.
Advertisement
Saham di bursa Asia Pasifik turun pada perdagangan Selasa, 30 November 2021 yang dipimpin indeks Kospi Korea Selatan. Indeks Kospi turun 2,4 persen. Diikuti indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,6 persen dan indeks Jepang Nikkei merosot 1,6 persen.
Bursa saham Eropa anjlok pada perdagangan Selasa pagi dan hapus kenaikan pada Senin pekan ini. Indeks Stoxx 600 turun 1,2 persen.
Di Amerika Serikat, indeks Dow Jones berjangka turun lebih dari 480 poin pada pra perdagangan karena kekhawatiran kemanjuran vaksin membalikkan sentimen positif. Sebelumnya Presiden AS Joe Biden menuturkan kalau lockdown dan pembatasan perjalanan lebih lanjut saat ini tidak diharapkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Setelah lama terpengaruh pasang surut perang dagang AS-China, Wall Street pekan lalu tertekan wabah virus Corona di China. Sentimen positif pasca pengesahan perjanjian dagang AS-Meksiko-Kanada USMCA dan perjanjian AS-China fase pertama akhirnya terha...
Harga Emas Menguat
Di sisi lain, harga emas di pasar spot naik lebih dari 0,7 persen ke posisi USD 1.797 per troy ounce. Yen Jepang juga ikut naik seiring safe haven.
Dolar AS turun 0,6 persen terhadap yen. Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun 10 basis poin menjadi 1,4273 persen. Imbal hasil obligasi bertenor 30 tahun susut 6 basis poin menjadi 1,8166 persen.
Di aset kripto, harga bitcoin turun 2,35 persen menjadi USD 56.752,70 atau sekitar Rp 813,04 juta (asumsi kurs Rp 14.326 per dollar AS).
Harga minyak juga tergelincir. Harga minyak acuan brent turun 2,7 persen menjadi USD 71,43 per barel dan harga minyak Amerika Serikat anjlok 2,4 persen menjadi USD 68,27 per barel.
Pergerakan pasar keuangan terjadi setelah saham Eropa dan Amerika Serikat mencoba reli pada perdagangan awal pekan ini. Hal ini seiring komentar dokter Afrika Selatan yang meningkatkan kekhawatiran tentang varian baru. Dr Angelique Coetzee mengatakan, gejalan omicron sejauh ini sangat ringan.
Advertisement
Omicron Jadi Perhatian
Head of Research JFD Bank Charalambos Pissouros menuturkan, pergerakan bursa saham pada pekan ini membuktikan betapa sensitifnya pelaku pasar terhadap berita utama omicron.
"Kami yakin ini akan menjadi tema utama untuk beberapa waktu ke depan. Dengan mengingat hal itu, kami sangat enggan untuk mengatakan kekhawatiran pasar telah berkurang, dan kenaikan kemarin adalah awal dari pemulihan jangka panjang,” tutur dia.
Ia menuturkan, setiap berita utama yang negatif berpeluang dorong aksi jual besar-besaran.
Berbagai analis telah memperingatkan volatilitas akan sering terjadi dalam beberapa minggu ke depan. Namun, analis meminta investor tetap berada di jalur dan mempertahankan focus pada fundamental jangka panjang tidak berubah.