Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk geram terkait lambatnya kemajuan SpaceX dalam mengembangkan mesin Raptor guna menggerakkan roket Starship-nya. CEO Tesla Elon Musk menggambarkan situasi mengerikan sehari usai ucapan “thankgiving” dalam surat elektronik (surel) perusahaan kepada seluruh karyawan.
Menurut Musk, krisis produksi raptor jauh lebih buruk daripada yang terjadi beberapa minggu lalu.
Baca Juga
“Kami (SpaceX) menghadapi risiko kebangkrutan apabila perusahaan tidak mampu mencapai tingkat penerbangan Starship, setidaknya dua minggu sekali pada tahun depan,” tulis Musk dilansir dari laman CNBC, dikutip Jumat (3/12/2021).
Advertisement
Starship adalah roket raksasa generasi terbaru yang dikembangkan oleh SpaceX sebagai alat angkut kargo maupun manusia dalam misi ekplorasi ke Mars.
Perusahaan sedang menguji prototipe di fasiltitas SpaceX di Texas setelah melakukan uji penerbangan singkat. Agar dapat pindah ke peluncuran irbital, prototipe roket membutuhkan setidaknya 39 raptor. Sehingga produksi wajib digenjot supaya kebutuhan dapat terpenuhi.
Musk mengirimkan surel kepada karyawan SpaceX berisi peringatan terkait dikeluarkannya dari pengembangan Raptor dan pemecatan mantan Wakil Presiden Propulsi Will Heltsley awal bulan ini.
Dalam suret tersebut Musk juga memberitahu pemimpin perusahaan telah menggali masalah lesunya prosukdi raptor. Situasi ini menjadi jauh lebih parah daripada perkiraan Musk.
SpaceX tidak segera memberikan komentar atas masalah tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Program Mesin Raptor Jadi Bencana
Pemimpin Tesla pun menulis rencananya untuk memberikan libur panjang kepada karyawan saat “thanksgiving”.
Namun, mengetahui kebutuhan raptor yang besar, Musk mengungkapkan akan bekerja secara pribadi untuk memproduksi mesin tersebut setiap Jumat hingga akhir pekan.
"Kami memmbutuhkan banyak tangan demi memenuhi keperluan raptor yang mendesak. Sejujurnya ini merupakan bencana,” tulis Musk.
Miliarder itu berulang kali menyampaikan produksi raptor sebagai bagian tersulit dalam menciptakan roket raksasa SpaceX. Perusahaan terus membangun fasilitas produksi dan pengujian Starship di Boca Chica, Texas.
Salah satunya dengan bekerja sama prototipe secara bersamaan. Langkah besar perusahaan berikutnya dalam mengembangkan Starship adalah meluncurkannya ke orbit (bulan).
Advertisement
Dilema Peluncuran Roket
Pada Jumat 17 November 2021, Musk mengungkapkan SpaceX akan meluncurkan penerbangan Starship orbital pertama pada Januari atau Februari. Pelaksanaanya seraya menunggu persetujuan peraturan oleh Federal Aviation Administration (FAA) dan kesiapan teknis roket.
SpaceX menginkan Starship sepenuhnya dapat menyelesaikan projek roket dan pendorongnya. Sehingga roket mampu melakukan peluncuran sesusai target dan mendarat dengan aman. Roket Falcon 9 SpaceX sebagian masih dapat digunakan kembali. Perusahaan secara teratur meluncurkan dan mendaratkan kembali booster tetapi bukan bagian atas, atau panggung, dari roket.
Musk menyampaikan keraguan apakah Starship berhasil mencapai orbit pada percobaan pertama awal bulan ini. Meskipun begitu, Musk tetap mempunyai keyakinan roket akan sampai ke luar angkasa pada 2022.
“Pengembangan Starship setidaknya sudah mencapai 90 persen. Sejauh ini sistem pendanaan berasal dari internal dimana perusahaan tidak mengasumsikan adanya kolaborasi internasional maupun pendanaan eksternal,” catat Musk.
Kumpulkan Dana
SpaceX mengumpulkan miliaran dana selama beberapa tahun terakhir. Baik untuk Starship dan proyek internet satelitnya Starlink. Baru-baru ini, data menunjukkan dana yang terkumpul sejumlah USD 100 miliar atau Rp 1.434.4 triliun (estimasi kurs Rp 14.344 per dolar AS)
Sejauh ini, sekitar 1,7 ribu satelit Starlink telah diluncurkan oleh SpaceX ke angkasa. Musk menyampaikan versi pertama satelit kurang maksimal karena finansial kurang memadai. Perusahaan terus mengembangkan basis pengguna Starlink. Kini, pengguna satelit berjumlah 140 ribu dengan biaya layanan seharga USD 99 atau Rp 1,42 juta per bulan.
Awal 2021, SpaceX merinci peningkatan untuk versi kedua satelit . Dalam surel, Musk menyampaikan V2 lebih kuat namun dapat diluncurkan secara efektif oleh roket Starship-nya.
SpaceX telah menghadirkan satelit Starlink tipe roket Falcon 9. Musk menuturkan, roket tersebut tidak memiliki massa atau volume yang guna menyebarkan satelit generasi kedua secara efektif.
Itu berarti keberhasilan program mesin Raptor juga penting untuk stabilitas keuangan jangka panjang dari layanan Starlink SpaceX.
"Kini, SpaceX berupaya meningkatkan produksi antena Starlink-nya menjadi beberapa juta unit per tahun. Tetapi ini akan gagal total jika raptor tidak berhasil (tersedia),” tulis Musk dalam surel.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement