Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan divestasi 4-5 ruas jalan tol pada 2022. Nilainya divestasi ruas tol diperkirakan sekitar Rp 10 triliun-Rp 12 triliun.
"Ada 4-5 ruas tahun depan(divestasi jalan tol-red). Terkait nilai tergantung dari nilai buku dan penawaran kami. Kami perkirakan paling tidak antara Rp 10 triliun-Rp 12 triliun kami akan dapatkan dari divestasi tersebut,” ujar Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, Destiawan Soewardjono, saat diskusi virtual yang digelar Indonesia Invesment Education dikutip Minggu (5/12/2021).
Baca Juga
Adapun ruas tol itu antara lain Tol Pejagan-Pemalang yang sudah 100 persen beroperasi. Kemudian ada Tol Cimanggis-Cibitung, tetapi belum selesai pembangunannya. “Tol Cimanggis-Cibitung ada investor yang berminat, membantu penyelesaian ruas tol itu selain PMN,” kata dia.
Advertisement
Selain itu, ada Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu. Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu ini diharapkan selesai dua seksi dari arah Kampung Melayu hingga Bekasi Barat pada awal 2022. “Kami harapkan beroperasi, mudah-mudahan jadi daya tarik investor,” tutur dia.
Sebelumnya PT Waskita Karya Tbk telah eksekusi divestasi empat ruas jalan tol pada 2021. Ruas tol itu antara lain Tol Medan-Kualanamu-Tebing, Semarang-Batang, Cinere-Serpong, Cibitung-Cilincing.
"Tahun depan berupaya, sisa 13 ruas konsesi yang dimiliki, tahun depan 50 persen dari itu dieksekusi divestasinya,” tutur dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Kontrak Baru pada 2022
Sebelumnya, PT Waskita Karya Tbk (WKST) mengincar kontrak baru Rp 25 triliun-Rp 30 triliun pada 2021. Kontrak baru itu akan berasal dari proyek pemerintah, anak perusahaan dan swasta.
"Target tahun depan kurang lebih Rp 30 triliun, kita harapkan untuk kontrak baru,” ujar Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, Destiawan Soewardjono saat diskusi virtual yang digelar Indonesia Investment Education (IIE), Sabtu, 4 Desember 2021.
Ia mengatakan, kontrak baru itu akan didominasi dari proyek pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN). Hal ini seiring anggaran infrastruktur masih tinggi. "Proyek pemerintah infrastruktur, jalan, bendungan akan menjadi fokus tahun depan,” kata dia.
Perseroan berharap kontrak baru dari proyek yang dikerjakan dapat hasilkan aliran dana positif sehingga mengurangi kredit modal kerja.
"Cash flow dari proyek tersebut itu akan positif. Kalau terjadi tidak perlu modal kerja perbankan. Proyek bisa mendanai sendiri, kami fokuskan ke depan akan kurangi nilai dan volume kredit modal kerja. Proyek itu bisa mendanai sendiri,” ujar dia.
Advertisement