Sukses

Simak Kinerja Keuangan Krakatau Steel yang Disebut Terancam Bangkrut

Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan jika tiga langkah penyelamatan Krakatau Steel belum berhasil sehingga bisa default. Lalu bagaimana kinerja Krakatau Steel?

Liputan6.com, Jakarta - Di depan Komisi VI DPR, Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan, ada tiga langkah untuk penyelamatan Krakatau Steel.

Di antaranya mencari mitra strategis untuk menyelesaikan investasi Krakatau Steel dalam pembuatan pabrik blast furnace seharga USD 850 juta pada 2008 lalu. Kemudian langkah lainnya yang disodorkan Kementerian BUMN yakni  negosiasi kerja dengan salah satu perusahaan baja Posco.

Langkah terakhir adalah kemungkinan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) untuk investasi di Krakatau Steel. Erick menuturkan, jika ketiga langkah ini tidak berjalan maka Krakatau Steel pada Desember ini bisa default.

"Ini krusial kalau ketiga gagal, kedua gagal, dan pertama gagal maka Desember ini (Krakatau Steel) bisa default," ujar dia.

Erick mengungkap, kemungkinan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority alias INA akan berinvestasi di Krakatau Steel.

Bagaimana kinerja keuangan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) hingga kuartal III 2021?

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Krakatau Steel Tbk mencatat kinerja positif hingga kuartal III 2021. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan meraup laba bersih.

PT Krakatau Steel Tbk meraih pendapatan bersih USD 1,61 miliar atau setara Rp 23,25 triliun hingga September 2021 (asumsi kurs rupiah 14.443per dolar AS) . Realisasi pendapatan ini tumbuh 71,51 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 938,79 juta atau setara Rp 13,55 triliun.

Beban pokok pendapatan naik menjadi USD 1,41 miliar dari periode sama tahun sebelumnya USD 826,43 juta. Dengan demikian, laba bruto tercatat USD 193,45 juta hingga kuartal III 2021. Realisasi laba bruto itu tumbuh 72,16 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 112,36 juta.

Perseroan mencatat kenaikan beban penjualan dari USD 26,56 juta menjadi USD 30,39 juta hingga kuartal III 2021.

Beban umum dan administrasi naik dari USD 62,01 juta hingga kuartal III 2020 menjadi USD 76,87 juta hingga kuartal III 2021. Beban operasi lainnya naik menjadi USD 18,48 juta hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 5,34 juta.

Sementara itu, laba operasi tumbuh 21,27 persen menjadi USD 88,13 juta hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 72,67 juta.

Perseroan mencatat laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar USD 84,95 juta hingga kuartal III 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi USD 41,37 juta. Pendapatan keuangan naik menjadi USD 3,59 juta hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,78 juta.

PT Krakatau Steel Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 59,724 juta atau setara Rp 862,58 miliar. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi USD 27,396 juta atau setara Rp 395,67 miliar.

Laba per saham dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi USD 0,0031 hingga September 2021.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Total Liabilitas

Namun, dari sisi kewajiban, perseroan mencatat liabilitas besar. Perseroan mencatat total liabilitas naik menjadi USD 3,32 miliar atau Rp 47,98 triliun hingga September 2021 dari Desember 2020 sebesar USD 3,03 miliar atau Rp 43,87 triliun.

Ekuitas perseroan turun dari USD 448,72 juta atau Rp 6,48 triliun hingga Desember 2020 menjadi USD 420,93 juta atau Rp 6,07 triliun hingga September 2021.

Total aset naik dari USD 3,48 miliar atau Rp 50,34 triliun hingga Desember 2020 menjadi USD 3,74 miliar atau Rp 54,05 triliun hingga September 2021. Perseroan kantongi kas dan setara turun menjadi USD 95,94 juta atau Rp 1,37 triliun hingga September 2021 dari Desember 2020 sebesar USD 112,82 juta atau Rp 1,62 triliun.

3 dari 3 halaman

Kata Analis

Kepala Riset PT Praus Capital, Alfred Nainggolan menuturkan, kinerja Krakatau Steel mencatat performa positif dalam dua tahun terakhir pada 2020 hingga Oktober 2021. Hal ini didorong efisiensi yang dilakukan perseroan. Selain itu, upaya pemerintah tekan baja impor sehingga produsen lokal mampu menggantikan baja impor tersebut.

Alfred menambahkan, perseroan juga menghasilkan earning, before interest, taxes, depreciation and amortization (ebitda) untuk menurunkan utang. Sebelumnya perseroan menyatakan, ebitda naik 56,1 persen dengan nilai ebitda pada kuartal III 2021 sebesar Rp 1,7 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 745,1 miliar.

Outlook Krakatau Steel dan emiten baja kondisi fundamental bagus. Efisiensi dan perbaikan pemerintah untuk dukung baja lokal jadi fundamental bagus. Produksi baja lokal gantikan baja impor dorong pertumbuhan besar. Bagi emiten baja termasuk Krakatau Steel yang memiliki pangsa pasar terbesar membuat jadi tuan rumah,” kata  Alfred.

Alfred perkirakan,kinerja Krakatau Steel akan positif ke depan. Hal ini seiring upaya yang dilakukan perseroan untuk menekan utang antara lain restrukturisasi, divestasi anak usaha dan rights issue.  Ia mengatakan dengan utang turun kurangi beban sehingga makin baik ke depan. Alfred prediksi, laba Krakatau Steel dapat mencetak laba bersih Rp 1,2 triliun hingga Desember 2021. “Oktober sudah Rp 1 triliun, Desember Rp 1,2 triliun,” kata dia.