Liputan6.com, Jakarta - Jelang penghujung 2021, Indonesia dan kebanyakan negara di dunia tengah bersiap-siap membuka kembali aktivitas kegiatan ekonomi dengan harapan pemulihan ekonomi dapat mulai terjadi pada 2022.
Pada saat bersamaan, pelaku pasar juga mencermati kebijakan tapering oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed. Kendati begitu, Direktur & Head of Fixed Income PT BNP Paribas AM, Djumala Sutedja menilai tapering tidak akan membawa dampak yang terlalu signifikan pada pasar domestik.
Baca Juga
"Volatilitas pasar akan selalu ada. Namun, melihat kondisi fundamental pertumbuhan Indonesia yang cukup kuat saat ini, kami optimis Indonesia dalam posisi yang siap menghadapi tapering yang akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2022 nanti,” ujar Djumala dalam market outlook PT BNP Paribas AM, Selasa (7/12/2021).
Advertisement
Menanggapi dampak tapering terhadap arus kepemilikan asing di Indonesia, sentimennya pun cenderung lebih baik. Djumala menerangkan minat asing untuk berinvestasi di pasar negara berkembang memang masih selektif.
Aliran dana investor asing yang masuk lebih banyak terlihat pada negara-negara yang dinilai mampu mengendalikan pandemi COVID-19 yang lebih baik dan tingkat vaksinasi yang tinggi.
Per 5 November 2021, Indonesia tercatat masuk dalam kelompok negara-negara yang dianggap mampu mengendalikan penyebaran infeksi COVID-19, sebagaimana diukur dari Reproduction Rate-nya yang stabil berada di bawah angka 11.
PT BNP Paribas AM menilai kelas aset saham memiliki potensi yang positif. Kondisi faktor fundamental yang cukup baik mendukung prospek pasar saham ke arah positif, dan hal ini juga terlihat dari telah kembalinya investor asing ke Indonesia secara perlahan.
"Selama nilai tukar Rupiah stabil dan earnings growth sejalan dengan ekspektasi pasar, potensi arus kepemilikan asing untuk terus masuk ke pasar saham Indonesia masih tetap ada. Namun, pemilihan saham menjadi kunci penting untuk menghasilkan outperformance,” kata Djumala.
Dengan semakin melebarnya perbedaan antara Producer Price Index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI) sebagai dampak dari perbaikan ekonomi, banyak perusahaan dapat mengalami penurunan tingkat marjin. Dalam hal ini, kemampuan perusahaan untuk meneruskan kenaikan harga pada konsumen juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tangkap Peluang Investasi
Untuk menangkap peluang investasi yang relevan dengan kondisi saat ini, PT BNP Paribas AM tengah menyiapkan solusi investasi yang inovatif baik bagi nasabah institusi maupun ritel.
"Dari segi portofolionya sendiri, kami percaya kombinasi yang seimbang antara old economy dan new economy akan memberikan potensi hasil investasi yang lebih sustainable,” sebut Djumala.
Dia menuturkan, sektor-sektor old economy membantu memberikan safety atau dukungan secara fundamental. Sementara new economy dapat memberikan nilai tambah dari segi story atau cerita pertumbuhan ke depannya meskipun risikonya terhadap earnings juga lebih tinggi.
"Penyusunan investasi yang kami siapkan di tahun depan diarahkan untuk membantu investor menyeimbangkan kedua hal tersebut," ujar Djumala.
Advertisement