Sukses

Jangkau Wilayah 3T, Mitratel Bangun 516 Site BTS

Melalui program BTS 3T, Mitratel menjangkau pelosok Indonesia dengan membangun ratusan menara telekomunikasi dan puluhan menara transmisi backbone.

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) berkontribusi dalam program pembangunan Base Transceiver Station (BTS) blankspot di daerah Terpencil, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Melalui program BTS 3T, Mitratel menjangkau pelosok Indonesia dengan membangun ratusan menara telekomunikasi dan puluhan menara transmisi backbone.

Direktur Bisnis Mitratel, Noorhayati Candrasuci, pembangunan BTS daerah blankspot 3T merupakan upaya untuk pemerataan layanan telekomunikasi bagi seluruh lapisan masyarakat bekerja sama dengan BAKTI. Program BTS blankspot lastmile BAKTI dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo nomor 25 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dan Informatika.

"Program pembangunan BTS 3T ini adalah untuk menyediakan konektivitas telekomunikasi antar wilayah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat mengakses layanan telekomunikasi dan data secara adil dan merata di wilayah NKRI,” ujar Candrasuci dalam keternagan yang diterima Liputan6.com, Kamis (9/12/2021).

Saat ini, Mitratel telah membangun lebih dari 516 site BTS perbatasan di seluruh Indonesia. Adapun jumlah site terbanyak yang dikerjakan oleh Mitratel berada di wilayah Maluku dan Papua, yaitu sebanyak 364 site atau sebesar 70 persen dari semua site yang telah dibangun Mitratel.

Selain peran serta strategis di BTS perbatasan, Mitratel juga berperan dalam pembangunan lebih dari 60 menara transmisi backbone, khususnya di Papua dan Natuna.

Mitratel memiliki jangkauan layanan yang luas dan ekosistem bisnis telekomunikasi yang lengkap, serta memiliki rekam jejak nasional yang kuat di seluruh wilayah Indonesia. Mitratel berkomitmen untuk mendukung penuh pemerataan ekonomi dan akses internet hingga ke pelosok negeri.

"Kehadiran Mitratel diharapkan dapat mendukung akselerasi digitalisasi bangsa demi menghadapi era 5G dan mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar khususnya di Asia Pasifik pada tahun 2025," ujar Candrasuci.

Selain pengelolaan menara telekomunikasi dengan jumlah lebih dari 28.000 yang tersebar di seluruh Indonesia, Dayamitra Telekomunikasi juga melakukan ekspansi portfolionya.

Pengembangan bisnis utamanya untuk  memaksimalkan  ekosistem menara telekomunikasi dalam mendukung pertumbuhan infrastruktur digital di kemudian hari seperti fiberisasi maupun pemanfaatan space menara telekomunikasi untuk layanan digital.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Gerak Saham MTEL

Pada penutupan perdagangan, Kamis, 9 Desember 2021, saham MTEL stagnan di posisi Rp 795 per saham. Saham MTEL berada di level tertinggi Rp 795 dan terendah Rp 785 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.241 kali. Volume perdagangan 303.960. Nilai transaksi Rp 24 miliar.