Sukses

Bus Listrik Bakrie and Brothers Siap Meluncur pada 2022

Bakrie and Brothers sejak 2018 telah menjalin kerja sama dengan BYD Auto untuk mengembangkan industri bus listrik di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan segera merilis bus listriknya dalam waktu dekat. Presiden Direktur Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie menyebutkan, Perseroan telah mempersiapkan proses ini selama kurang lebih 1,5 tahun terakhir.

Perseroan sejak 2018 telah menjalin kerja sama dengan BYD Auto untuk mengembangkan industri bus listrik di Indonesia. Inisiatif itu disebut dengan ‘project VEKTR’.

"Melantai dalam arti kata, perusahaan Indonesia berhasil membawa bus listrik ke jalan. Itu maksud kami. Dimulai dari jalanan Jakarta. Ini bukan baru sebulan dua bulan, ini 1,5 tahun kami rintis," ujar Anin dalam paparan publik, Jumat (10/12/2021).

Anin menyebutkan ada sekitar 30 bus yang akan melenggang di jalanan Jakarta. Ke depannya, keberadaan bus listrik ini diharapkan dapat menambah pendapatan Perseroan. Namun, jika performancenya secara konsisten bertumbuh, Anin tak menutup kemungkinan untuk mengantar lini bisnis ini melantai di Bursa.

"Jadi maksud kami melantai itu belum buat IPO. Tapi mudah-mudahan kalau performance kami baik, dan VEKTR akan jadi salah satu andalan kami ke depan untuk unlocking the potential, tapi bukan di 2022,” kata Anin.

Proyek bus listrik ini juga sebagai bagian untuk mendukung elektrifikasi kendaraan di tanah air. Sehingga dalam implementasinya, perseroan juga melibatkan peran pemerintah.

"Kami juga bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk memastikan bahwa kami ikut dalam upaya meyakinkan elektrifikasi the way to go,” kata Anin.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Bakrie and Brothers Pasok Bus Listrik untuk Trans Jakarta

Sebelumnya, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) melalui PT Bakrie Autoparts akan menyuplai bus listrik untuk Transjakarta.

CEO PT Bakrie Autoparts, Dino Ryandi menuturkan, pihaknya akan suplai 30 bus listrik untuk Transjakarta pada tahap pertama. 20 unit sudah siap digunakan pada Juni 2021. Sedangkan 10 unit lainnya masih dalam dalam proses.

Spesifikasi dan kapasitas bus yang digunakan ini, menurut Dino sama dengan bus saat ujicoba, dengan lantai rendah (lowdeck). Rencananya digunakan untuk penggunaan rute-rute eksisting Transjakarta.

"Tahap pertama 30 bus. Sudah datangkan 20 bus, 10 bus masih otw," ujar dia, dalam jumpa pers virtual, Jumat, 25 Juni 2021.

Dino menuturkan, pemerintah provinsi DKI Jakarta punya kebutuhan 100 bus listrik pada 2021. Perseroan siap untuk memasok bus listrik tersebut. "70 bus ikuti tender berikutnya," ujar dia.

Unit yang akan diproduksi ini nantinya berupa Completely Knocked Down (CKD) yang akan dirakit oleh perusahaan perakitan (karoseri) lokal. Saat ini, Bakrie Autoparts telah menyelesaikan pengerjaan satu unit bus listrik di perusahaan karoseri tersebut dan siap menerima pesanan dari Transjakarta.

"Kita juga sudah bekerjasama dengan produsen dan penyedia charger lokal, ini dilakukan demi mengedepankan peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Produsen charging station ini juga sudah siap untuk produksi massal dan sudah memenuhi aturan perlistrikan yang berlaku," tutur Presiden Direktur PT Bakrie and Brothers Tbk Anindya Bakrie.

Bus listrik Bakrie Autoparts-BYD adalah bus listrik pertama di Indonesia yang telah lulus seluruh ketentuan proses homologasi dan pemenuhan seluruh ketentuan legalitas dan teknis untuk diujicoba secara komersil oleh Transjakarta.

Bus ini juga merupakan bus listrik pertama yang telah diujicoba secara komersial di jalur Transjakarta. "Daerah-daerah lain diharapkan akan mengikuti segera,” ujar Dino.

Perseroan sejak 2018 telah menjalin kerja sama dengan BYD Auto untuk mengembangkan industri bus listrik di Indonesia. Perusahaan secara bersama-sama telah menyepakati empat tahap pengembangan serta produksi bus listrik ke depan.

"Tahap pertama, importasi dan unjuk produk. Tahap kedua, penetrasi pasar. Tahap ketiga, melakukan initial commercialization dan manufacturing. Dan tahap keempat, full commercialization,” ujar Anindya.