Sukses

Bakrie and Brothers Negosiasi Utang Rp 10 Triliun, Ditargetkan Selesai 2022

PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) selalu berupaya melakukan restrukturisasi. Salah satu satunya dilakukan melalui rights issue.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) saat ini tengah negosiasi atas utang perseroan senilai Rp 10 triliun, dari total utang hingga kuartal III 2021 sebesar Rp 10,74 triliun.

Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Roy Hendrajanto Marta Sakti mengatakan, perseroan selalu berupaya melakukan restrukturisasi. Salah satu satunya dilakukan melalui rights issue.

"Sudah kita lakukan rights issue dan restrukturisasi utang mulai dari 2016 sampai tahun 2018 sudah menghasilkan berhasil merestrukturisasi utang sebesar Rp 11,4 triliun," ujar Roy dalam paparan publik perseroan, Jumat (10/12/2021).

Selanjutnya, perseroan akan menyelesaikan sisa utang senilai Rp 10,7 triliun yang tercatat hingga kuartal III 2021. Rp 10 triliun di antaranya saat ini telah dalam tahap negosiasi, dan ditargetkan selesai tahun depan.

"Jadi kita targetkan Rp 10 triliun ini dapat selesai di tahun depan. Kalau ini selesai, BNBR akan jadi perusahaan yang link dari sisi aset dan balance sheet,” pungkasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kinerja Kuartal III 2021

Hingga kuartal III tahun ini, pendapatan BNBR mengalami penurunan hingga 21 persen menjadi Rp 1,57 triliun dari periode sama 2020 sebesar Rp 1,98 triliun.

Meski demikian, periode tersebut perusahaan mencatatkan EBITDA positif sebesar Rp 78 miliar. Nilai ini naik signifikan jika dibandingkan EBITDA periode yang sama di tahun 2020 yang sebesar Rp 17 miliar.

Perusahaan juga berhasil menurunkan rugi bersih dibanding periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 240 miliar, menjadi sebesar Rp 45 miliar hingga kuartal III tahun ini.

Adapun total aset BNBR juga meningkat dari Rp 13,99 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 15,12 triliun per September 2021. Nilai aset yang meningkat pada sembilan bulan pertama tahun 2021 ini adalah dampak dari kenaikan investasi jangka pendek dan piutang usaha pihak ketiga.