Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan baja, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) optimistis bisa meraih laba bersih sebesar USD 54 juta atau sekitar Rp 776,23 miliar (asumsi kurs Rp 14.374 per dolar AS) sampai akhir 2021.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Gunung Raja Paksi Abednedju Giovano Warani Sangkaeng pada public expose perusahaan yang dilakukan virtual, Jumat, 10 Desember 2021
Baca Juga
"Direksi optimistis dengan performa Perseroan ke depan. Untuk tutup buku 2021, kami perkirakan meraih laba bersih USD54 juta,” kata Argo, panggilan akrabnya dikutip dari keterangan tertulis perseroan, Jumat (10/12/2021).
Advertisement
Argo mengatakan, optimisme tersebut didasarkan atas kinerja perusahaan yang terus meningkat sepanjang 2021. Perseroan membukukan pendapatan sebesar USD 502 juta hingga akhir Kuartal III (Q3) 2021. Perolehan pendapatan tersebut meningkat sebesar 7,5 persen dibanding periode yang sama 2020.
Sementara laba bruto perseroan meningkat 363 persen (secara year on year) menjadi sebesar USD 71 juta. Perolehan EBITDA dan laba bersih perseroan juga meningkat masing-masing sebesar 235 persen YoY dan 369 persen YoY.
“Keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi kami, khususnya dalam melakukan kontrol ketat atas harga beli bahan baku dan harga jual barang untuk memastikan seluruh persediaan yang dijual, sehingga menghasilkan marjin yang baik,”
Sementara itu, Direktur Gunung Raja Paksi Harianto mengatakan perseroan terus melanjutkan transformasi digital perseroan, baik dengan penerapan sistem ERP SAP serta penandatanganan kerjasama dengan HR cloud based software, Darwinbox. Perseroan juga terus berkontribusi pada komunitas sekitar, melalui program GRP Peduli.
Harianto menuturkan, beberapa tesis pertumbuhan dan rencana investasi pada 2022, ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh sebesar 5,9 persen oleh IMF, yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 4,9 persen.
Gunung Raja Paksi meyakini peningkatan ekonomi akan disokong rencana pengeluaran pemerintah dan anggaran infrastrukur yang terus bertumbuh, serta adanya katalis berupa proyek pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan.
"Kami optimistis akan prospek industri baja domestik karena adanya pembatasan produksi baja Tiongkok dan peningkatan harga energi dunia. Kami melihat hal ini sebagai peluang untuk menjadi pemain baja ekspor,” kata Harianto.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penerapan ESG
Direktur Perseroan, Fedaus mengatakan, pihaknya terus berkomitmen terhadap inisiatif hijau atau ESG dan mendukung pemerintah dalam Tujuan Perkembangan Berkelanjutan. Gunung Raja Paksi merupakan perusahaan baja pertama di Indonesia yang membeli karbon kredit berkualitas melalui Climate Impact X.
Saat paparan publik, ia menuturkan, perseroan melakukan tiga hal inti yang aktif untuk menerapkan ESG antara lain, pencarian alternatif energi bersih, optimalisasi bisnis melalui penggantian mesin yang tepat guna dan penggunaan energi yang efisien.
“Kami secara aktif dalam keputusan bisnis melakukan penilaian dampak terhadap rencana karbon dalam jangka panjang. Pada 2021, kami kerja dengan IPB untuk meningkatan gerakan hijau kami,” ujar dia.
Sementara, Direktur Perseroan Biplab Kumar Dutta mengatakan, Gunung Raja Paksi menggunakan empat kerangka basis aksi dalam menjalankan strategi hijau dan dekarbonisasi. Perseroan melakukan optimalisasi operasi inti, gerakan reduce and recycle, akselerasi pengurangan karbon, serta kerjasama berkelanjutan.
"Kami juga melakukan aksi nyata seperti pengoperasian pabrik baru Light Section Mill (LSM) pada semester pertama 2022, penggunaan fasilitas manajemen limbah, dan komitmen untuk terus mengaplikasi teknologi terbaik di bidangnya,” kata dia.
Reporter: Elizabeth Brahmana
Advertisement