Sukses

Bursa Saham Asia Tertekan Imbas Kekhawatiran Dampak Varian Omicron

Kekhawatiran terhadap omicron kembali terjadi sehingga menekan bursa saham Asia pada Selasa, 14 Desember 2021.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Selasa (14/12/2021), seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah usai S&P menyusut dari rekornya, investor fokus memantau perkembangan varian omicron. Selain itu, harga bitcoin kembali koreksi setelah melemah kemarin malam.

Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,35 persen pada awal perdagangan. Indeks Topix susut 0,12 persen. Sementara itu, indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,12 persen, dengan saham SLG electronics merosot 2,61 persen. Sementara itu, indeks Australia tergelincir 0,23 persen.

Di sisi lain, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,91 persen. Saham teknologi melemah tajam dengan saham Alibaba tersungkur 1,16 persen. Saham Tencent merosot 1 persen, dan saham JD tersungkur hampir dua persen. Indeks Hang Seng teknologi tergelincir 1,5 persen.

Operator telekomunikasi China China Mobile mengumumkan telah menerima persetujuan untuk mencatatkan saham sekunder di Shanghai dengan penawaran 845,87 juta saham.

Selain itu, indeks Shanghai turun 0,4 persen, dan indeks Shenzhen melemah 0,42 persen. Saham di Korea Selatan tertekan dengan penyusutan dipimpin saham-saham teknologi. Kospi merosot 0,6 persen. Samsung Electronics jatuh 0,65 persen sementara LG Electronics anljok 2,24 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kewaspadaan terhadap Omicron Kembali Tinggi

Kewaspadaan terhadap varian omicron kembali tinggi setelah Inggris mengkondimrasi pada Senin, 13 Desember 2021, setidaknya ada satu pasie yang terinfeksu varian baru COVID-19 tersebut dan meniggal dunia di negara itu. China juga melaporkan kasus omicron pertamanya.

Pada awal pekan ini, Universitas Oxford menerbitkan hasil yang menunjukkan dua dosis vaksin COVID-19 Oxford yaitu AstraZeneca dan Pfizer – BioNTech secara substansial kurang efektif dalam menangkal omicron daripada varian sebelumnnya. Namun studi ini belum ditinjau lebih lanjut.

Makalah penelitian juga mencatat beberapa orang yang telah divaksinasi “gagal menetralisir” virus.

Bursa saham AS merosot dengan indeks S&P jatuh dari rekor pada awal pekan. Peuyusutan indeks S&P sebesar 0,9 persen ke level 4.668,97. Tempat ini berada sekitar 1,6 persen dari rekor intraday.

Dow Jones Industrial Average merosot 320 poin lebih rendah ke posisi 35.650,95. Nasdaq Composite yang berfokus di bidang teknologi hampir 1,4 persen menjadi 15.413,28.

“Semakin banyak perusahaan Eropa meminta karyawannya untuk bekerja dari rumah di tengah meningkatkan jumlah kasus COVID-19. Penelitian lebih lanjut mengindikasikan perlindungan lebih rendah dari dua dosis vaksin mRNA. China juga melaporkan kasus pertama omicorn-nya. Hal ini mengimbangi pandangan yang lebih optimis (bullish) dari pasar minyak (OPEC),” tulis Analis ANRZ Research Brian Martin dan Daniel Hynes dalam sebuah catatan, dikutip dari laman CNBC pada Selasa (14/12/2021).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.