Sukses

Target Kinerja Pan Brothers di Tengah Tahap Restrukturisasi

PT Pan Brothers Tbk (PBRX) berharap mencatat pendapatan lebih tinggi pada 2021 ketimbang 2020.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pan Brothers Tbk (PBRX) saat ini tengah melancarkan restrukturisasi. Namun, Pan Brothers berharap dapat meningkatkan kinerja pendapatan.

Wakil Direktur Utama Perseroan, Anne Patricia Sutanto mengungkapkan, restrukturisasi diperkirakan memakan waktu paling lama 3 tahun. Termasuk masa pemulihan kinerja pasca restrukturisasi. Pada 2021, perseroan masih dalam tahap restrukturisasi dan dalam kondisi pandemi covid-19, Perseroan tak memiliki target pertumbuhan yang muluk-muluk.

Pada saat bersamaan, jelang akhir tahun Pan Brothersjuga harus mengoptimalkan dari sisi logistik agar hasil produksi bisa segera dicatatkan sebagai pendapatan perusahaan.

"Kalau akhir tahun ini ada hubungannya dengan logistik. Kita harapkan di akhir tahun ini kita bisa membukukan revenue top-nya itu sedikit lebih tinggi dari tahun lalu. Jadi  dalam 3 minggu terakhir ini krusial, bagaimana kita bisa push semua produk-produk kita keluar," kata Anne dalam paparan publik Perseroan, Rabu (15/12/2021).

Secara spesifik, Anne mengatakan untuk kuartal ini pendapatan Perseroan diharapkan tumbuh konsisten dan lebih baik dari kuartal sebelumnya. Sehingga bisa membukukan angka lebih baik dari kuartal III 2021. Begitu pula untuk laba bersih.

Sementara untuk 2022, dengan komitmen para pihak, bukan hanya buyer, tapi juga instrumen logistik serta instrumen kolektibilitas dari Pan Brothers, diharapkan dapat mencatatkan kenaikan yang lebih cepat. Sehingga juga bisa mengerek pendapatan Perseroan.

"Apabila kita bisa naiknya lebih cepat, kami berharap bisa growh di top line itu low two digit, bukan hight two digit. Karena semester I itu kita nggak mungkin belum sampai dua digit karena kita masih beresin restru di tw 1 untuk agreement-agreement nya,” ujar Anne.

"Kita harapkan kita akan improving kolektivitas di kuartal II sehingga take off kita smooth dan landingnya smooth. Jadi harapan kita andakata pun one digit tapi high digit, kalaupun two digit untuk low digit di 2022. Itu dari top line. Bottom kurang lebih sama secara presentasi,” tutur dia.

Anne mengatakan, saat ini 97 persen Pendapatan Perseroan berasal dari dari merek global. Kendati belum bisa memastikan berapa target spesifik, Perseroan optimistis dapat mencatatkan kinerja yang lebih baik ke depannya. Hal itu didukung Perseroan yang saat ini sedang mengupayakan restrukturisasi.

"Dalam 2-3 tahun ke depan saya enggak berani mengatakan kita akan increasing very sharply, tapi yang jelas kita akan improve karena kita ini akan melakukan restrukturisasi. Di mana dalam 2 tahun ini kita akan melakukan sistemnya adalah certainty the growth,” kata Anne.

Keyakinan itu juga merujuk pada optimisme Perseroan yang dapat menggaet 1-2 brand untuk menjadi strategic buyer tiap tahun.

Saat hal itu terjadi, Perseroan baru bisa mendeklarasikan pertumbuhannya. Bahkan jika tahun depan Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan, Anne mengatakan itu lebih disebabkan karena upaya efisiensi yang dilakukan Perseroan.

"Tahun ini dan tahun ke depan pemikiran kita, mungkin gross margin masih akan sama. Tapi kalaupun improve, itu pure dari efisiensi dari dalam,” kata Anne.

Hingga kuartal III 2021, Perseroan membukukan penjualan bersih USD 507,8 juta. Fari raihan itu, Perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar USD 17,4 juta.

Penjualan Perseroan 97 persen berasal dari segmen pakaian, dan sisanya 3 persen merupakan segmen tekstil. Berdasarkan negara tujuan ekspor, paling banyak yakni di kawasan Asia sebesar 58 persen. Disusul AS 27 persen, Eropa 12 persen, dan negara lainnya 3 persen.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Gerak Saham PBRX

Pada penutupan perdagangan Rabu, 15 Desember 2021, saham PBRX melemah tipis 0,59 persen ke posisi Rp 168 per saham. Saham PBRX dibuka stagnan di posisi Rp 169 per saham.

Saham PBRX berada di level tertinggi Rp 170 dan terendah Rp 167 per saham. Total frekuensi perdagangan 216 kali dengan volume perdagangan 18.629. Nilai transaksi Rp 313,8 juta.