Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo memproyeksikan penerbitan surat utang (obligasi) korporasi tahun depan akan berkisar antara Rp 102,4 triliun sampai Rp 151,2 triliun.
Direktur Pefindo, Hendro Utomo mengatakan, perkiraan tersebut seiring dengan jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 2022. Per November 2021 jumlahnya mencapai Rp 150,9 triliun.
Baca Juga
"Jadi kurang lebih sama mungkin dibandingkan 2021 tapi ada potensi meningkat juga dengan harapan perekonomian yang sudah jauh lebih baik di 2022 dan pandemi yang juga harapannya lebih terkendali. Sehingga tidak terjadi gejolak yang menghambat atau menyurutkan minat penerbitan surat utang,” kata Hendro dalam video konferensi, Kamis (16/12/2021).
Advertisement
Data per November 2021, prediksi nilai jatuh tempo obligasi tahun depan yakni sebesar Rp 21,2 triliun di kuartal I 2022. Kemudian Rp 43 triliun di kuartal II 2022, Rp 45,6 triliun di kuartal III, dan sisanya Rp 41 triliun di kuartal IV 2022.
Perbankan masih akan mendominasi untuk menerbitkan obligasi. Disusul multifinance hingga telekomunikasi.
"Berdasarkan industrinya, perbankan masih mendominasi 16,9 persen. Disusul multifinance 15,57 persen, lembaga keuangan khusus 10,12 persen, telekomunikasi 8,92 persen," papar Hendro.
Kemudian konstruksi 7,35 persen, pembiayaan 6,16 persen, pulp & paper 5,88 persen, listrik dan energi 4,41 persen, dan lainnya 24,69 persen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Proyeksi Akhir 2021
Adapun pada akhir 2021 Pefindo memproyeksi penerbitan surat utang korporasi di kisaran Rp 109,9 triliun hingga Rp 133,6 triliun.
Hingga 30 November 2021, mandat yang telah diterima Pefindo tetapi belum terealisasi mencapai Rp 42,40 triliun. Jumlah tersebut didominasi oleh sektor pembiayaan 17,22 persen, pertambangan 14,15 persen dan konstruksi 13,74 persen.
Namun, mengingat 2021 akan berakhir sebentar lagi, Hendro memperkirakan tidak ada perubahan signifikan dari angka penerbitan obligasi yang tercatat Rp 98,14 triliun sampai dengan November 2021.
"Jadi mandat ini adalah rencana penerbitan, tapi karena sekarang sudah December mungkin sebagian besar baru akan terealisasi di awal 2022,” kata Hendro.
Advertisement