Liputan6.com, Jakarta - PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) siapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 232 miliar untuk 2022.
Direktur Metrodata Electronics, Randy Kartadinata menuturkan, belanja modal tersebut termasuk alokasi untuk rencana ekspansi gudang.
Baca Juga
"Capex kita estimasi kurang lebih Rp 200 miliar untuk 2022," kata Randy dalam paparan publik Metrodata Electronics, Jumat (17/12/2021).
Advertisement
Perseroan memiliki rencana untuk ekspansi gudang. Saat ini gudang-gudang yang di beberapa tempat tertentu di Bandung dan Makassar masih menyewa.
Ke depan, Perseroan akan membeli sendiri gudang di daerah-daerah tersebut.Total dana yang dianggarkan untuk ekspansi gudang yakni antar Rp 22-25 miliar. Selain itu, juga ada investasi untuk pengembangan jaringan infrastruktur IT senilai Rp 10 miliar.
"Jadi total keseluruhan ada Rp 232 miliar,” kata Randy.
Metrodata Electronics merupakan perusahaan teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) terkemuka di Indonesia yang bermitra dengan perusahaan- perusahaan TIK kelas dunia.
Metrodata Electronics saat ini memiliki unit bisnis utama yaitu Bisnis Distribusi (Providing World-Class ICT Hardware and Software) yang menangani bidang usaha distribusi kepada dealer dan perusahaan solusi TIK termasuk menjalankan bisnis e-commerce.
Jaringan distribusinya ada di lebih dari 150 kota di Indonesia dan memiliki lebih dari 5.200 channel partner dan memiliki lebih dari 100 brand produk dan jasa TI kelas dunia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Metrodata Bakal Stock Split
Sebelumnya, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) akan memecah nilai nominal saham atau stock split. Langkah stock split ini dilakukan untuk meningkatkan likudiitas perdagangan saham perseroan.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 24 November 2021, PT Metrodata Electronics Tbk akan stock split dengan rasio 1:5.
Dengan demikian, nilai nominal saham sebelum stock split dari Rp 50 menjadi Rp 10. Jumlah saham setelah stock split akan menjadi 12.276.884.585 lembar saham dari sebelumnya 2.455.376.917.
“Stock split ini bertujuan meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI),” tulis perseroan.
Selain itu, stock split ini juga akan membuat harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau bagi investor terutama investor ritel yang meningkat tajam selama masa pandemi COVID-19 di pasar modal Indonesia. Perseroan berharap stock split ini juga akan meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan.
Untuk menggelar aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 16 Desember 2021.
Jadwal rencana stock split:
-Pemanggilan RUPSLB dan keterbukaan informasi pada 24 November 2021
-RUPSLB pada 16 Desember 2021
-Pengajuan permohonan pencatatan saham pada 28 Desember 2021
-Jadwal perdagangan saham dengan nominal baru di bursa akan diumumkan sesuai ketentuan berlaku yang diperkirakan Januari 2022.
Advertisement