Sukses

Intip 10 Reksa Dana Campuran dengan Imbal Hasil Tertinggi

Ini 10 reksa dana campuran dengan return tertinggi secara year to date (30 Desember 2020 hingga 30 November 2021).

Liputan6.com, Jakarta - Reksa dana campuran diakui dengan pemberi return dan risiko yang moderat (medium risk-medium profit).  PT Infovesta Utama mencatat dari sejumlah 131 reksa dana campuran, ada 10 reksa dana campuran yang menghasilkan return atau imbal hasil tertinggi hingga lebih dari 18 persen.

Ini 10 reksa dana campuran dengan return tertinggi secara year to date (30 Desember 2020 hingga 30 November 2021), dikutip Sabtu (18/12/2021).

1. HPAM Premium-1

Reksa dana dari PT Henan Putihrai Asset Management ini memiliki return sebesar 58,52 persen.

Hingga 16 Desember 2021, NAV per unitnya tercatat sebesar Rp 1.445,9497

2. Jarvis Balanced Fund

Reksa dana dari PT Jarvis Aset Manajemen ini memiliki return sebesar 57,20 persen.

Hingga 16 Desember 2021, NAV per unitnya tercatat sebesar Rp 1.947,5200

3. Capital Sharia Balanced

Reksa dana dari PT Capital Asset Management ini memiliki return sebesar 37,15 persen.

Hingga 16 Desember 2021, NAV per unitnya tercatat sebesar Rp 1.218,9400.

4. Syailendra Balanced Opportunity Fund

Reksa dana dari PT Syailendra Capital Management ini memiliki return sebesar 22,57 persen.

Hingga 16 Desember 2021, NAV per unitnya tercatat sebesar Rp 3.234,2600

5. Minna Padi Keraton Balance

Reksa dana dari PT Minna Padi Aset Manajemen ini memiliki return sebesar 19,48 persen.

Hingga 16 Desember 2021, NAV per unitnya tercatat sebesar Rp 2.187,0747

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

6. Sucorinvest Anak Pintar

Reksa dana dari PT Sucorinvest Asset Management ini memiliki return sebesar 19,31 persen.

Hingga 16 Desember 2021, NAV per unitnya tercatat sebesar Rp 2.402,4900

7. Capital Optimal Balanced

Reksa dana dari PT Capital Asset Management ini memiliki return sebesar 18,98 persen.

Hingga 16 Desember 2021, NAV per unitnya tercatat sebesar Rp 1.733,9300

8. Capital Balanced Fund

Reksa dana dari PT Capital Asset Management ini memiliki return sebesar 18,95 persen.

Hingga 16 Desember 2021, NAV per unitnya tercatat sebesar Rp 1.305,5600.

9. Sucorinvest Flexi Fund

Reksa dana dari PT Sucorinvest Asset Management ini memiliki return sebesar 18,81 persen.

Hingga 16 Desember 2021, NAV per unitnya tercatat sebesar Rp 6.089,5900

10. Trimegah Balanced Absolute Strategy

Reksa dana dari PT Pacific Capital Investment ini memiliki return sebesar 18,47 persen.

Hingga 16 Desember 2021, NAV per unitnya tercatat sebesar Rp 1.668,2000

 

 

3 dari 3 halaman

Potensi Reksa Dana Campuran

Return ke 10 reksa dana campuran tersebut jauh melampaui return Indeks harga saham gabungan (IHSG) secara year to date hingga 30 November 2021 yang tercatat sebesar 9,28 persen.

Head of Investment Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, IHSG hingga 16 Desember 2021 sudah positif dibanding November 2021. Dia memproyeksikan IHSG hingga akhir tahun bisa mencapai level 6.700 an. Proyeksi IHSG ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya dengan IHSG diproyeksikan berkisar di level 6.600 an.

"Di November masih naik, saya proyeksi kenaikan akan berlanjut di Desember ini," kata dia kepada Liputan6.com,dikutip Sabtu (18/12/2021).

PT Bursa Efek Indonesia (BEI/Bursa) mencatat per 16 Desember 2021, IHSG ditutup di level.6.594,798, melemah sebanyak 31,459 poin atau 0,47 persen dibandingkan penutupan 15 Desember 2021. Kapitalisasi pasar Bursa tercatat sebesar Rp 8.269 triliun, turun dibanding sehari sebelumnya yaitu Rp 8.307 triliun.

Wawan mengatakan, reksa dana campuran bisa menyusul pertumbuhan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap.

Namun, untuk reksa dana saham bisa mengikuti besarnya pertumbuhan kedua reksa dana tersebut, agak berat sebab pertumbuhan IHSG sendiri didukung oleh sektor tekno dan bank digital.

"Saran saya, untuk investasi tetap pada porsi 4-3-3, yaitu 40 persen berbasis obligasi, 30 persen berbasis saham, dan 30 persen berbasis pasar uang," kata dia.

 

 

Reporter: Elizabeth Brahmana