Sukses

Bursa Saham Asia Lesu, Investor Cermati Perkembangan Omicron

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Senin, 20 Desember 2021. Investor cermati perkembangan varian omicron.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin pagi (20/12/2021). China mengumumkan suku bunga acuan pinjaman dan investor cermati perkembangan varian omicron membayangi bursa saham Asia.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,66 persen, dan indeks Topix susut 0,78 persen. Indeks Korea Selatan Kospi merosot 0,63 persen. Di Australia, indeks S&P ASX tergelincir 0,35 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang susut 0,33 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Senin pekan ini.

China akan umumkan suku bunga pinjaman satu tahun pada Senin pagi. Sejumlah ekonom dan trader berharap ada pemangkasan suku bunga pinjaman. Investor juga akan mencermati perkembangan varian baru COVID-19, omicron. WHO mengingatkan kalau jumlah kasus dapat meningkat 1,5-3 hari seiring penyebaran di komunitas.

Di sisi lain, indeks dolar AS berada di posisi 96,64 dari posisi sebelumnya di bawah 96. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 113,52 per dolar AS.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Wall Street Tertekan pada 17 Desember 2021

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street alami tekanan pada perdagangan Jumat, 17 Desember 2021. Wall street bergejolak seiring kekhawatiran kebijakan pengetatan moneter oleh the Federal Reserve (the Fed) di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 532,20 poin atau 1,5 persen ke posisi  35.365,44. Indeks S&P 500 tergelincir 1 persen ke posisi 4.620,64. Indeks Nasdaq susut kurang dari 0,1 persen ke posisi 15.169,68.

Indeks acuan utama melemah selama sepekan dengan indeks Nasdaq mencatat koreksi terbesar. Indeks Nasdaq turun hampir tiga persen, sedangkan indeks Dow Jones dan S&P 500 tergelincir 1,7 persen dan 1,9 persen.

Pada Jumat, 17 Desember 2021 bertepatan dengan berakhirnya opsi saham, opsi indeks, saham berjangka dan indeks berjangka. Ini peristiwa triwulanan yang dikenal sebagai “quadruple witching” yang biasa disertai dengan peningkatan volatilitas.

Sektor keuangan S&P 500 menjadi penghambat terbesar pada Jumat pekan ini dengan kerugian 2,3 persen setelah saham bank mengungguli pada sesi sebelumnya. Goldman Sachs melemah hampir 4 persen. Sementara itu, saham Bank of America dan JP Morgan turun lebih dari 2 persen.