Sukses

Dibuka Menguat, Saham DRMA Berbalik Arah ke Zona Merah saat Perdagangan Perdana di BEI

Saham DRMA dibuka naik 45 poin ke posisi Rp 545 per saham dari harga perdana Rp 500.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (20/12/2021). Gerak saham DRMA sempat dibuka menguat dan kini berada di zona merah.

Mengutip data RTI, saham DRMA dibuka naik 45 poin ke posisi Rp 545 per saham dari harga perdana Rp 500. Saham DRMA berada di level tertinggi Rp 550 dan terendah Rp 490 per saham.

Total frekuensi perdagangan 5.752 kali dengan volume perdagangan 693.379. Nilai transaksi Rp 35,2 miliar. Pada pukul 11.09 WIB, saham DRMA turun 6,4 persen ke posisi Rp 468 per saham.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tertekan. IHSG turun 0,57 persen ke posisi 6.564. Indeks LQ45 merosot 0,56 persen ke posisi 934. Seluruh indeks acuan koreksi.

Sebanyak 315 saham melemah sehingga menekan IHSG. 194 saham menguat dan 161 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 669.690. Total volume perdagangan 11 miliar saham. Nilai transaksi Rp 4,7 triliun.

PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) resmi tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada Senin, 20 Desember 2021. Perseroan telah berhasil meraih dana sekitar Rp 350 miliar. Dalam IPO tersebut, DRMA mematok harga penawaran umum perdana (IPO) saham senilai Rp500 per saham.

DRMA menawarkan 705.882.300 lembar saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan kepada investor publik. Dari dana tersebut, Perseroan berencana untuk terus melakukan ekspansi dan meningkatkan kapasitas pabrik.

Direktur Utama PT Dharma Polimetal Tbk, Irianto Santoso menuturkan, langkah Perseroan untuk melakukan IPO pada 2021 merupakan bagian dari upaya untuk menjadi perusahaan manufaktur komponen kelas dunia yang transparan, accountable dan bertanggung jawab kepada seluruh investor, masyarakat dan seluruh stakeholders.

“Sungguh merupakan suatu pencapaian besar dan bersejarah bagi kami untuk bisa menjadi perusahaan publik di akhir tahun 2021 ini. Momen ini membawa Dharma Polimetal Tbk ke babak baru dalam industri komponen otomotif di Indonesia,” ujar dia dalam keterangan tertulis.

Ia mengatakan, dengan struktur permodalan yang kuat yang didukung oleh pemegang saham publik serta grup Triputra, Dharma Polimetalakan siap menjadi salah satu Perusahaan manufaktur kelas dunia yang dapat diandalkan di Indonesia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Laba Bersih Bakal Meningkat pada 2021

Selain itu, emiten manufaktur komponen otomotif menyatakan optimismenya dapat meraih peningkatan laba bersih lebih dari 25 kali lipat dari capaian laba bersih Perseroan pada akhir tahun 2020 yang tercatat sekitar Rp8 miliar.

Harapan tersebut sejalan dengan naiknya permintaan kendaraan yang tercermin dari peningkatan permintaan akan komponen dalam beberapa bulan terakhir ini.

“Kami senang sekali tercatatnya saham DRMA di hari pertama di Bursa Efek Indonesia ini sejalan dengan semakin pulihnya sektor otomotif Nasional,” ujar Irianto

Irianto prediksi sampai akhir 2021, DRMA akan mampu meraih peningkatan penjualan di atas 50 persen, atau naik sekitar Rp1 triliun dari Rp1,87 triliun pada akhir 2020.

"Selain itu, kami proyeksikan kenaikan laba bersih bahkan akan meningkat lebih dari 25 kali lipat di akhir tahun ini dibanding posisi di akhir 2020,” ujar dia.

3 dari 3 halaman

Target 2022

Untuk  2022, perseroan optimistis target pertumbuhan penjualan dan laba bersih akan tetap mampu tumbuh double digit.

Ini sejalan dengan naiknya target penjualan mobil nasional oleh Gaikindo sebesar 900.000-unit yang akan berdampak pada peningkatan penjualan kendaraan serta permintaan akan komponen secara keseluruhan.

“Disamping juga didorong oleh adanya peningkatan pangsa pasar Perseroan akibat adanya komponen baru yang dibuat baik untuk existing customer maupun customer baru,” kata dia.