Sukses

Simak Saham Pilihan Jelang Natal dan Tahun Baru

Kendati mobilitas sudah mulai ramai, analis Kiwoom Sekuritas, Soekarno menilai prospek emiten konsumsi dan ritel netral.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang momentum natal dan tahun baru (nataru), umumnya emiten ritel dan konsumsi bakal ketiban cuan. Namun, hal itu berbeda ketika pandemi COVID-19 melanda.

Kendati mobilitas sudah mulai ramai, analis Kiwoom Sekuritas, Soekarno menilai prospek emiten barang konsumsi dan ritel netral.

"Prospeknya tidak terlalu, lebih ke netral. Konsumsi di libur natal yang pastinya ada peningkatan, tapi masyarakat akan cenderung berhati-hati dengan kondisi saat ini belum terlalu aman,” kata Sukarno kepada Liputan6.com, Selasa (21/12/2021).

Pada situasi ini, strategi untuk saham-saham yang secara teknikal sudah berada di support, bisa untuk trading buy atau wait and see dulu jika belum ada sinyal buy yang kuat.

Untuk sektor ritel, Sukarno menyebutkan ACES, ERAA, MPPA bisa dicermati. Sementara sektor lain ada perbankan, antara lain saham BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, BBTN.

“Ada peluang window dressing untuk saham-saham itu,” kata sukarno.

Di pasar domestik, penanganan pandemi memang semakin membaik dengan rendahnya laju kasus harian COVID-19, percepatan vaksinasi, dan juga dari sisi data ekonomi Indonesia yang menunjukan akselerasi.

Angka inflasi Indonesia dirilis di level 1,77 persen pada November 2021, hal ini menunjukan konsumsi mulai bangkit secara perlahan di tengah proses pemulihan ekonomi yang terjadi. Indikator aktivitas manufaktur mengalami penurunan, dari 57,2 ke 53,9.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kekhawatiran Omicron

Wealth Management Head, Bank OCBC NISP, Juky Mariska menilai, ada kenaikan bahan baku produksi mendorong kenaikan harga, sehingga mengakibatkan penurunan permintaan.

Selain itu pula, para pelaku pasar merespons positif terkait dengan rencana pemerintah yang membatalkan kebijakan PPKM level 3 menjelang liburan Natal dan Tahun Baru pada akhir tahun ini.

"Hal ini berarti, aktivitas ekonomi masih dapat berjalan meskipun terdapat beberapa pengetatan untuk menghindari lonjakan kasus seperti seperti pada bulan Juni – Juli lalu,” kata dia.

Ia menambahkan, redanya kekhawatiran Omicron akan mendorong investor untuk kembali risk-on dan IHSG berpotensi untuk melanjutkan kenaikan pada kisaran 6,700 – 6,800 seiring dengan siklus window dressing pada akhir tahun.