Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan membangun aluminium smelter di kawasan industri hijau Indonesia Smelter adaroitu sedang dibangun oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui PT Adaro Aluminium Indonesia teken surat pernyataan maksud investasi atau letter of intention to invest sebesar USD 728 juta atau sekitar Rp 10,37 triliun (asumsi kurs Rp 14.253 per dolar AS) pada 21 Desember 2021) pada 21 Desember 2021.
Baca Juga
Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat menuturkan, sejalan dengan komitmen Adaro untuk bertransformasi bisnis melalui green initiative jangka panjang, perseroan investasi untuk membangun aluminium smelter. Smelter ini untuk mendukung program hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah.
Advertisement
"Melalui investasi ini, kami berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina serta meningkatkan penerimaan pajak negara,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (23/12/2021).
Ia berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara ini dapat mendatangkan banyak investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gandeng Mitra Kerja dari Luar Negeri
Untuk mengembangkan industri ini, Adaro juga akan menggandeng mitra kerja dari luar negeri yang sudah memiliki rekam jejak, pengalaman, teknologi terkini dan pengetahuan secara menyeluruh di industri aluminium.
"Kami optimis permintaan dunia atas produk aluminium akan terus meningkat, terutama untuk kabel, baterai, dan sasis. Kami juga berharap di masa mendatang, industri lainnya seperti industri panel surya dan mobil listrik yang membutuhkan aluminium juga bisa diproduksi di sini,” kata dia.
Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, aluminium smelter Adaro ini juga akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Adapun penandatanganan dilakukan oleh Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dan disaksikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, serta Bupati Bulungan Syarwani.
Advertisement