Sukses

Mengintip Kinerja SBAT, Emiten yang Diulas Ustaz Yusuf Mansur

Saham SBAT sempat naik pada perdagangan hari Kamis.

Liputan6.com, Jakarta Ustaz Yusuf Mansur kembali mengulas saham emiten. Kali ini, ia memperkenalkan saham PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk atau SBA Textile (SBAT) sejak Kamis, 23 Desember 2021 melalui laman instagram @yusufmansurnew.

Menyusul hal itu, saham SBAT sempat naik pada perdagangan hari Kamis. SBAT ditutup menguat 6 poin atau 12 persen ke posisi 56 per saham.

Namun pada perdagangan Jumat, 24 Desember kemarin, saham SBAT ditutup minus 3 poin atau 5,35 persen ke level 53 per saham.

Hingga kuartal III tahun ini, kinerja SBAT merosot signifikan. Penjualan bersih perseroan sampai dengan September 2021 turun 9,27 persen yoy menjadi Rp 125,96 miliar.

Sejalan dengan itu, beban pokok turun menjadi Rp 80,84 miliar. Sehingga perseroan mampu mengukuhkan laba kotor Rp 45,18 miliar, naik 26,45 persen yoy.

Namun setelah dikurangi beban umum dan administrasi, perseroan mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 3,50 miliar.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan masih mencatatkan laba usha Rp 400,63 juta.

Peda periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan lain-lain sebesar Rp 6,47 miliar, turun 79,43 persen yoy.

 

2 dari 2 halaman

Kinerja Lainnya

Di saat bersamaan beban keuangan dan beban lain-lain juga mengalami kenaikan masing-masing menjadi Rp 31,61 miliar dan 10,41 miliar.

Perseroan memperoleh manfaat pajak penghasilan tangguhan sebesar Rp 4,28 miliar. Sehingga perseroan mengukuhkan rugi bersih tahun berjalan Rp 34,78 miliar, dibandingkan posisi pada periode yang sama tahun lalu yang untung Rp 3,46 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan kuartal III 2021 tercatat sebesar Rp 565,74 miliar, naik dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 561,33 miliar. Terdiri dari aset lancar Rp 201,24 miliar dan aset tidak lancar Rp 364,5 miliar.

Liabilitas tercatat sebesar Rp 423,73 miliar. Naik dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 387,42 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 338,11 miliar dan sisanya sekitar Rp 85,62 miliar merupakan liabilitas jangka panjang.

Sementara ekuitas sampai dengan September 2021 tercatat sebesar Rp 142,01 miliar, turun dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 173,91 miliar.