Liputan6.com, Jakarta - PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA) menyatakan sedang mempersiapkan cetak biru atau blue print baru terkait prospek bisnis perseroan ke depan. Diharapkan blue print Protech Mitra Perkasa (OASA) selesai awal 2022.
"Kita sedang dalam tahapan cetak biru baru dari perusahaan OASA. Memang butuh waktu, kita harapkan awal tahun depan cetak biru OASA sudah selesai, dan sampaikan ke pemegang saham sekalian, kita bisa melihat wajah baru dan prospek baru OASA," kata Presiden Direktur PT Protech Mitra Perkasa Tbk, Gafur Sulistyo Umar atau yang akrab disapa Bobby Gafur dalam paparan publik insidentil, Selasa (28/12/2021).
Baca Juga
Dalam paparan publik, Bobby menyampaikan rencana perseroan untuk menangkap peluang usaha ke depan. Pertama, Bobby menuturkan, pihaknya akan memperdalam sektor teknologi yang selama ini sudah digeluti dalam jasa sektor konstruksi terutama telekomunikasi.
Advertisement
"Sektor telekomunikasi untuk perkuat dan perbaharui jaringan dan sistem. OASA sudah berada di sana, sedang jajaki beberapa peluang baru tapi dibutuhkan pertama teknologi untuk bisa jadi pemain terdepan di sektor teknologi untuk konstruksi dan penyedia jasa sistem, atau alat telekomunikasi dan pendanaan," kata dia.
Ia menambahkan, perseroan juga memperkuat manajemen yang punya keahliaan di sektor tersebut dan jalin partnership perusahaan yang punya teknologi dari Eropa, Jepang, Korea Selatan dan China yang sudah maju dalam teknologi.
"Dari digital kita melihat bisnis eksisting kontruksi telekomunikasi dan penyedia jasa sistem telekomunikasi," kata dia.
Selain itu, perseroan juga melihat kesempatan di transisi energi dari fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT).
"Kita melihat akan ada pembangunan besar-besaran untuk pembangkit listrik menggunakan EBT," kata dia.
Ia mengatakan, sektor ekonomi digital dan transisi energi peluang besar ke depan. Saat ini perseroan melakukan pemetaan dan pengumpulan data rencana bisnis di ekonomi digital dan transisi energi.
"Digital ekonomi transisi begitu cepat, sektor telekomunikasi jadi sangat penting untuk perkuat jaringan dan sistem OASA sudah berada di sana. Kita sedang jajaki peluang baru. Di sini dibutuhkan dua yaitu teknologi untuk bisa jadi pemain di sektor digital khususnya untuk sektor konstruksi dan penyedia jasa sistem atau suplai alat telekomunikasi. Pertama penguasaan teknologi dan pendanaan," kata dia.
Selain itu, Perseroan juga menangkap peluang untuk terjun di sektor lingkungan hidup salah satunya penanganan limbah. Bobby menuturkan, saat ini pemain untuk penanganan limbah masih minim. Ia mengatakan, pihaknya sedang membuat divisi baru untuk penanganan limbah.
"Limbah ini macam-macam untuk limbah energi, rumah sakit dan sebagainya. Sampai dengan yang terkait dengan transportasi. Penanganan limbah masih minim pemainnya. Dalam enam bulan ke depan, gaet partner untuk tangkap peluang penanganan limbah lingkungan," kata dia.
Terkait proyek baru yang sedang disasar perseroan, Bobby belum dapat menjelaskan lebih detil. "Kita dalam beberapa proses penjajakan. Nanti pada saatnya kalau proyek sudah dekat akan kami sampaikan. Saat ini belum, mungkin kuartal pertama kalau ada kesempatan bisa jadikan laporan RUPS sebelum Juni atau sampaikan paparan publik berikutnya mengenai proyek yang sedang dibidik," kata dia.
Untuk belanja modal 2022 mendukung ekspansi Protech Mitra Perkasa ke depan, Bobby selama ini sebagai kontraktor, perseroan belum tidak siapkan belanja modal besar.
"Selaku penyedia jasa, tidak banyak belanja modalnya. Perkuat tim manajemen, perkuat dengan orang keuangan sehingga berpartnership dengan lembaga keuangan, berpartnership masuk tak secara langsung jalin kerja sama kita akan punya akses," kata dia.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Pendapatan 2022
Terkait target 2022 untuk bisnis eksisting yang ada, Bobby menuturkan, perseroan menargetkan pertumbuhan 30 persen pada 2022.
Saat ini perseroan bergerak di bidang usaha kontraktor di sektor telekomunikasi, minyak dan gas, ketenagalistrikan serta kontraktor umum.
Hingga September 2021, perseroan mencatatkan pendapatan tumbuh 197,16 persen menjadi Rp 3,33 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,12 miliar.
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 3,25 persen menjadi Rp 1,03 miliar hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1 miiar.
Gafur menuturkan, dengan situasi krisis yang ada dan menjaga neraca perusahaan dengan profil usaha tidak akan banyak berubah diharapkan kinerja bisa positif hingga akhir 2021.
"Tahun 2022 dengan bisnis eksisting targetkan pertumbuhan (pendapatan-red) 30 persen. Bisa tumbuh anorganik, kita bisa melakukan terobosan sediakan jasa dan konstruksi yang dapat berikan posisi lebih baik ke depan," kata dia.
Advertisement