Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) menargetkan penambahan 15 juta pengguna baru aplikasi Neobank pada 2022. Bersamaan dengan target tersebut, Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan menyebutkan sejumlah fitur baru yang akan hadir di aplikasi Neobank.
"Kami targetkan sekitar 15 user baru untuk tahun depan. Jadi harapannya setahun lagi BNC sudah memiliki user paling tidak 28 juta user,” kata Tjandra dalam paparan publik Bank Neo Commerce, Rabu (29/12/2021).
Baca Juga
Adapun fitur baru yang dimaksud antara lain, QRIS payment, digital lending, wealth management, insurance, in-app commerce, dan internet bank.
Advertisement
Dalam paparannya, per September 2021 Bank Neo Commerce telah menjaring 12,5 juta pengguna dengan pengguna aktif harian sebanyak 1,7 juta pengguna. Adapun total target 15 juta pengguna baru pada 2022 termasuk customer untuk layanan digital lending.
"Nasabah di sini kalau kita bicara teget kami paling tidak 70 persen jadi nasabah. Dalam arti kita ada nasabah yang punya deposito atau tabungan di BNC dan karena kami di tahun depan akan ada digital lending, otomatis itu juga customer kami.Jadi target kami 15 juta itu adalah target semuanya, syukur-syukur semuanya aktif,” imbuhnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bakal Rights Issue
Sebelumnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) berencana kembali menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue melalui penawaran umum terbatas (PUT) VI. Dalam aksi tersebut, Direktur Utama Perseroan, Tjandra Gunawan mengatakan Perseroan mengincar dana segar Rp 5 triliun.
"Jadi kita ada HMETD lagi yang ke-VI. Rencananya di kuartal pertama (2022). Kami sudah merencanakan kurang lebih double dari angka sebelumnya yaitu Rp 5 triliun,” beber Tjandra dalam paparan publik, Rabu 29 Desember 2021.
Tjandra menambahkan, aksi ini bukan semata-mata untuk meningkatkan modal perseroan. Namun, rights issue ini ditempuh lantaran sejalan dengan pertumbuhan bisnis Perseroan ke depannya. Tjandra prediksi digitalisasi di tanah air kian masif pada 2022 dan 2023. Tak jauh berbeda dengan PUT V, dana hasil PUT VI sebagian besar juga akan dialokasikan untuk investasi di bidang teknologi.
"Jadi kurnag lebih sampai dengan 50 bahkan bisa sampi 60 persen akan digunakan untuk investasi di teknologi,” ujarnya. Pada PUT V Perseroan berhasil meraup dana segar Rp 2,5 triliun. Rinciannya,ada sebanyak 1,93 miliar saham baru yang diterbitkan dengan harga Rp 1.300 per lembar saham.
“Kami bersyukur PUT V kami mengalami oversubscribe hingga 400 persen sebesar 678,88 juta saham atau Rp 882,55 miliar serta refund Rp 695,9 miliar,” ujar Tjandra.
“Ini menjadi triggered dan menciptakan confidence kepada kami pada saat right issue ke VI di kuartal I akan bisa sukses seperti right issue ke V,” imbuhnya.
Usai gelaran PUT V, PT Akulaku Silver Indonesia memegang kempemilikan 24,98 persen saham BBYB. Kemudian 15,64 persen digenggam oleh PT Gozro Capital, 6,12 persen oleh Rockcore Financial Technology Co, Ltd., 5,17 persen oleh Yellow Brick Enterprixe LTD, dan sisanya sekitar 48,08 persen merupakan milik masyarakat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement