Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Jumat, 31 Desember 2021. Wall street mencatat kenaikan pada Desember 2021 di tengah tantangan terus menerus dari COVID-19.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 59,78 poin atau 0,16 persen menjadi 36.338,30. Indeks S&P 500 merosot 0,26 persen menjadi 4.766,18. Indeks Nasdaq tergelincir 0,61 persen menjadi 15.644,97.
Baca Juga
Tiga indeks acuan utama menguat pada akhir Desember 2021. Desember menandai kenaikan indeks acuan Dow Jones selama lima bulan berturut-turut. Indeks Nasdaq membukukan kenaikan selama enam bulan berturut-turut.
Advertisement
Rata-rata indeks saham utama membukukan imbal hasil dua digit pada 2021, ketika ekonomi global mulai pulih dari lockdown akibat COVID-19. Sementara itu, the Federal Reserve mempertahankan langkah-langkah dukungan yang pertama kali diterapkan pada awal pandemi COVID-19.
"2021 adalah tahun luar biasa lainnya untuk pasar saham AS. Pasar didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang sangat akomodatif,” ujar Chris Haverland dari Wells Fargo Investment Institute dilansir dari CNBC, Sabtu (1/1/2021).
Ia menambahkan, pendapatan perusahaan yang kuat juga mendorong saham AS. Berdasarkan data Factset, perkiraan tingkat pertumbuhan pendapatan year over year mencapai 45,1 persen. Itu akan akan menandai tingkat pertumbuhan pendapatan tahunan tertinggi untuk indeks sejak FactSet.
"Pertumbuhan ekonomi dan laba yang dimulai pada 2020 terbawa hingga 2021, mengangkat pasar saham ke rekor tertinggi. Sementara pengembalian pada 2020 didorong pertumbuhan price to earning, imbal hasil pada 2021 didorong pertumbuhan pendapatan,” ujar Haverland.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Setelah lama terpengaruh pasang surut perang dagang AS-China, Wall Street pekan lalu tertekan wabah virus Corona di China. Sentimen positif pasca pengesahan perjanjian dagang AS-Meksiko-Kanada USMCA dan perjanjian AS-China fase pertama akhirnya terha...
Sektor Saham yang Catat Kinerja Terbaik
Indeks acuan utama sering cetak rekor pada 2021. Indeks S&P 500 telah membukukan setidaknya satu rekor penutupan baru setiap bulan sejak November 2020. Rentang terpanjang tanpa level tertinggi baru pada 2021 adalah 33 hari perdagangan pada 2 September-21 Oktober 2021.
Untuk sektor saham, sektor saham energi dan real estate catat kinerja terbaik di indeks S7P 500, dengan masing-masing naik lebih dari 40 persen. Sektor saham teknologi dan keuangan juga melonjak lebih dari 30 persen.
Saham Devon Energy mencatat kinerja saham terbaik di indeks S&P 500 dengan kenaikan 178,6 persen. Diikuti saham Marathon Oil dan Moderna dengan naik lebih dari 140 persen. Saham Ford juga termasuk terbaik di indeks S&P 500 dengan melonjak 136,3 persen untuk mencatat kenaikan tahunan terbesar sejak 2009.
Saham Home Depot dan Microsoft memimpin kenaikan indeks Dow Jones, dengan naik lebih dari 50 persen setiap tahun. Saham-saham Alphabet, Apple, Meta Platforms dan Tesla menjadi pemenang di indeks Nasdaq pada 2021.
Advertisement
Dampak Kebijakan The Fed
Tahun yang luar biasa untuk saham datang bahkan ketika pandemi COVID-19 berkecamuk, dengan varian seperti delta dan omicron yang menyebabkan kasus COVID-19 sepanjang tahun. AS kini telah mencatat lebih dari 53 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 820.000 kematian, berdasarkan data CBC pada Kamis pekan ini.
Yang pasti perkembangan seperti peluncuran vaksin COVID-19 telah mengubah protokol kesehatan masyarakat sehingga memberi jalan pada beberapa sentimen positif di pasar. Namun, banyak investor dan ahli memperkirakan kondisi yang lebih sulit pada 2022 karena the Fed kurangi pelonggaran kebijakan moneter dan inflasi yang terjadi.
“Ini akan lebih sulit, saya pikir, pada paruh kedua tahun 2022. Namun, saya pikir Anda akan memiliki pasar yang cukup untuk saham tahun depan,” ujar Profesor Wharton Jeremy Siegel.