Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) catat kinerja positif pada 2021. IHSG mampu tumbuh 10,08 persen sepanjang 2021 ke posisi 6.581,48 dari periode 2020 di kisaran 5.979,07.
Sepanjang 2021, IHSG ditopang penguatan sejumlah indeks sektor saham. Indeks sektor saham teknologi mencatat penguatan terbesar sepanjang 2021. Indeks sektor saham teknologi melonjak 707,56 persen. Diikuti indeks sektor saham transportasi dan logistik menguat 67,78 persen, dan indeks sektor saham energi menanjak 45,56 persen.
Baca Juga
Sedangkan indeks sektor saham yang alami koreksi antara lain indeks sektor saham consumer non siklikal susut 16,04 persen dan properti real estate susut 19,11 persen.
Advertisement
Terkait aksi investor asing, tercatat aksi beli bersih saham oleh investor asing mencapai Rp 37,97 triliun sepanjang 2021.  Kondisi ini berbeda dari tahun sebelumnya. Investor asing mencatatkan jual bersih saham sebesar Rp 47,8 triliun pada 2020.
Di tengah penguatan IHSG sepanjang 2021, ada sejumlah saham yang alami koreksi terbesar atau top losers. Bahkan penurunan saham itu hingga puluhan persen. Berikut saham yang alami koreksi tajam pada 2021 dikutip dari data RTI, Minggu (2/1/2022):
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham yang Alami Koreksi Tajam
1.PT Bank Mayapada Tbk (MAYA)
Saham MAYA merosot 91,37 persen ke posisi Rp 660 per saham dari posisi sebelumnya Rp 7.650. Pada 2021, saham MAYA berada di level tertinggi Rp 8.500 dan terendah Rp 660 per saham.
2.PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI)
Saham SQMI merosot 84,39 persen ke posisi Rp 59 per saham dari sebelumnya Rp 378 per saham.
3.PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS)
Saham SLIS turun 83,67 persen menjadi Rp 800 per saham dari sebelumnya Rp 4.900 per saham.
4.PT Cahaya Bintang Medan Tbk (CBMF)
Saham CBMF turun 82,81 persen dari Rp 570 per saham menjadi Rp 98 per saham.
5.PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN)
Saham IBFN merosot 80 persen menjadi Rp 54 per saham dari sebelumnya Rp 270 per saham.
Advertisement