Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah investor strategis masuk menyerap saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Salah satu investor tersebut PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Bukalapak menerima pengalihan 2.497.816.903 HMETD dari PT Mega Corpora selalu pemegang saham utama perseroan. Jumlah itu mewakili 11,49 persen dari total saham di Allo Bank, dengan asumsi seluruh pemegang saham Allo Bank dan investor yang mendapatkan pengalihan HMETD melaksanakan haknya untuk membeli saham baru Allo Bank dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) III.
Baca Juga
Harga pelaksanaan atas investasi saham di Allo Bank dan dana yang disediakan Perseroan seluruhnya berjumlah Rp.1,19 triliun atau senilai Rp 478 per saham.
Advertisement
Perseroan menyatakan, saat ini lini bisnis yang dijalankan membutuhkan layanan jasa keuangan. Oleh karena itu, perseroan juga ke depan akan menerapkan multiple financial service.
Direktur PT Bukalapak.com Tbk, Teddy Nuryanto Oetomo menyampaikan sejumlah aspek pertimbangan untuk turut berpartisipasi dalam konsorsium yang serap saham BBHI melalui rights issue.
Hal tersebut juga sudah melalui evaluasi secara teknologi termasuk izin layanan perbankan digital yang sudah didapatkan Allo Bank.Sebelumnya, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) telah mengantongi izin layanan perbankan digital dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal itu termuat dalam Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S- 159/PB.333/2021 pada 10 September 2021.
"Kita sangat tertarik lisensi sudah full, produk jadi. Ini kita berhasil konsorsium ramai-ramai. Multiekosistem berikan banyak benefit, contoh dengan terkoneksi multiekosistem yang prominent juga nama-namanya dari Trans, grup Salim, Grab, Bukalapak, Carro memberikan kemampuan Allo Bank scoring analisis lebih baik sehingga approval lebih baik,” ujar dia saat diskusi online, Rabu (5/1/2022).
Ia menambahkan, dengan kolaborasi tersebut membantu merchant dan mitra Bukalapak karena multi ekosistem sehingga memperkuat jaringan infrastruktur perseroan untuk mendukung lini bisnis yang sudah dijalankan.
Tak hanya itu, kolaborasi tersebut menunjukkan kalau perusahaan konglomerasi dan teknologi dalam hal ini unicorn juga dapat berkolaborasi.
“Memberikan sebuah message bahwa mungkin banyak berpikir konglomerasi, teknologi tidak mau berkolaborasi, maunya dominasi. Pemain-pemain prominent, kita bisa duduk bareng berkolaborasi untuk tujuan sama, benefit masing-masing semua,” kata dia.
Selain itu, Teddy mengapresiasi dapat menjadi pemegang saham terbesar kedua setelah right issue. PT Bukalapak.com Tbk akan memegang 11,49 persen saham BBHI setelah right issue.
“Kita berterima kasih secara finansial sangat menarik diberikan kesempatan pemegang saham (terbesar-red) kedua. Mereka juga melihat Bukalapak berikan different value added,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rights Issue BBHI
Sebelumnya, mengutip keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Allo Bank Indonesia Tbk akan menambah modal dengan menerbitkan HMETD kepada pemegang saham perseroan sebanyak 10.047.322.871 saham biasa atas nama atau sebesar 86 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan saat ini.
Apabila dibandingkan dengan jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHETD III menjadi sebesar 46,24 persen dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
PT Allo Bank Indonesia Tbk menetapkan harga pelaksanaan Rp 478 per saham. Dengan demikian jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rights issue Rp 4,8 triliun. Setiap pemegang 100 saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 11 Januari 2022 berhak atas 86 HMETD.
Berdasarkan surat pernyataan kesanggupan dan ketersediaan dana pada 27 Desember 2021, PT Mega Corpora selalu pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 90 persen telah menyatakan hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian haknya dari HMETD yang menjadi haknya sebanyak 2.712.777.020 HMETD.
Jumlah itu sekitar 30 persen dari seluruh HMETD yang menjadi hak Mega Corpora. PT Mega Corpora menyatakan memiliki dana cukup untuk melaksanakan rights issue dan siapkan dana Rp 1,3 triliun.
Selain itu, Mega Corpora juga akan mengalihkan sebagian rights issue yang menjadi haknya. Hal ini sesuai dengan pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka pada waktu Mega Corpora menjadi pengendali perseroan.
Mega Corpora akan mengalihkan saham yang tidak dilaksanakan dalam rights issue kepada PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Abadi Investments Pte Ltd (AI), PT Indolife Investama Perkasa (IIP), H Holding Inc atau Grab (HH), Trusty Cars Pte Ltd (TC), dan PT CT Corpora (CTC).
Rincian pengalihan saham setelah rights issue itu antara lain kepada:
-Bukalapak (BUKA) sebanyak 2.497.816.903 HMETD atau sekitar 11,49 persen
-Abadi Investments Pte Ltd (AI) sebanyak 1.521.117.930 HMETD atau sekitar 7 persen
-PT Indolife Investama Perkasa (IIP) sebanyak 1.303.815.386 HMETD atau sekitar 6 persen
-H Holdings Inc (HH) sebanyak 448.744.769 HMETD atau sekitar 2,07 persen
-Trusty Cars Pte Ltd sebanyak 150.000.000 HMETD atau sekitar 0,69 persen
-PT CT Corpora atau sebesar 408.318.058 HMETD atau sekitar 1,88 persen
Dalam pelaksanaan rights issue, jika kepemilikan pemegang saham utama yang tidak melaksanakan seluruh HMETD-nya dan menyerahkan HMETD untuk dilaksanakan oleh investor strategi, kepemilika Mega Corpora sebagai pemegang saham pengendali perseroan menjadi 60,87 persen.
“Dengan demikian tidak terjadi perubahan pengendalian dalam perseroan, Mega Corpora tetap pemegang saham pengendali perseroan,” tulis perseroan dalam prospektus.
Jika pemegang saham tidak melaksanakan HMETD-nya akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 46,24 persen dari persentase kepemilikan saham dalam perseroan.
Dana hasil rights issue ini antara lain digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Hal ini dalam rangka meningkatkan modal inti perseroan menjadi kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) termasuk dalam KBMI 2 seperti tertuang dalam POJK 12/2021.
Selanjutnya dana akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi atau dikenal dengan bank digital.
Advertisement