Sukses

AirAsia Bakal Ganti Nama Jadi Capital A

AirAsia Group mengatakan nama yang diusulkan Capital A Bhd telah disetujui oleh Komisi Perusahaan Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - AirAsia Group akan mengubah nama menjadi Capital A Bhd. Hal itu disampaikan perseroan dalam pengajuan ke Bursa Malaysia.

AirAsia Group mengatakan nama yang diusulkan Capital A Bhd telah disetujui oleh Komisi Perusahaan Malaysia (the Companies Commission of Malaysia/CCM) dan telah dipesan perseroan pada 28 Desember 2021.

"Usulan perubahan nama, jika disetujui pemegang saham akan berlaku sejak tanggal dikeluarkannya pemberitahuan pendaftaran nama baru oleh CCM kepada perusahaan,” tulis perseroan dilansir dari the star, dikutip Sabtu (15/1/2022).

Perseroan telah menyelesaikan rights issue pada pekan lalu dengan mengumpulkan dana 974,5 juta Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 3,33 triliun (asumsi kurs Ringgit Malaysia 3.424 per rupiah). Langkah rights issue untuk mendukung strategi perseroan.

Dalam laporan TA Research, krisis kas akibat lockdown dan pandemi COVID-19 tidak lagi mengkhawatirkan seiring ada tambahan uang tunai 975 juta Ringgit Malaysia dari rights issue dan sebelumnya pinjaman dari Danajamin 500 juta Ringgit Malaysia, 300 juta Ringgit Malaysia dari Sabah Development Bank, dan 336,5 juta Ringgit Malaysia dari kas.

"Modal baru dapat membantu AirAsia," tulis TA Research.

Pada kuartal III 2021, grup AirAsia mengalami rugi inti 676,9 juta Ringgit Malaysia dibandingkan dengan periode sama tahun lalu 867,4 juta Ringgit Malaysia. Selama sembilan bulan pertama 2021, rugi inti perseroan menjadi 2 miliar Ringgit Malaysia dari 2020 sebesar 2,6 miliar Ringgit Malaysia.

TA Research berharap sektor pariwisata dapat kembali pulih pada 2022 dengan penghapusan larangan perjalanan antarnegara bagian, relaksasi prosedur operasi standar perjalanan, sehingga akan membantu mengurangi kerugian AirAsia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Grup AirAsia Bakal Bidik Dana Segar dari Rights Issue

Sebelumnya, mengutip keterangan tertulis, AirAsia Group Berhad (AAGB) mengumumkan akan menyelesaikan penggalangan dana senilai RM974,5 juta atau setara Rp 3,32 triliun (asumsi nilai tukar Rupiah terhadap Ringgit Malaysia 3.408), melalui renounceable rights issue untuk pemegang saham sebelumnya dengan pencatatan RCUIDS dan waran pada Jumat, 31 Desember 2021.

Rights issue mensyaratkan penerbitan 7 tahun Redeemable Convertible Unsecured Islamic Debt Securities (RCUIDS) dengan nilai nominal masing-masing RM0,75, ditambah waran yang dapat dilepas cuma-cuma, berdasarkan 2 RCUIDS dengan 1 waran untuk setiap 6 saham AirAsia Group Berhad yang dipegang.

Sebagai komponen utama dari inisiatif penggalangan dana AAGB, rights issue akan memungkinkan AAGB untuk mendukung berbagai segmen grup, termasuk tetapi tidak terbatas pada modal kerja dan biaya operasional lainnya yang timbul akibat pandemi COVID-19.

Selain itu, biaya yang diperlukan untuk pengembangan operasional guna mempersiapkan pemulihan perjalanan internasional, diimbangi dengan pertumbuhan pendanaan berbagai unit bisnis digital AirAsia.

Pencapaian ini memberikan suntikan yang kuat guna mendukung strategi penggalangan dana grup secara keseluruhan.

CEO AirAsia Group, Tony Fernandes menuturkan, setelah dua tahun yang paling menantang dalam sejarah penerbangan komersial, perseroan akhirnya mencapai titik terang. Pihaknya berhasil menghadapi pandemi dengan merestrukturisasi, meluncurkan kembali dan kini berada dalam posisi yang lebih kuat untuk pulih lebih cepat.

"Kami memanfaatkan momen penghentian sementara penerbangan untuk meninjau setiap aspek operasi maskapai kami, dengan berfokus pada strategi pengendalian biaya dan mengoptimalkan jaringan dan armada kami agar dapat kembali dalam kondisi lebih kuat dan lebih ramping dari sebelumnya di seluruh pasar utama kami,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 Desember 2021.

Ia menambahkan, perseroan bertransformasi menjadi penyedia layanan perjalanan dan gaya hidup digital yang tidak hanya bergantung pada tiket pesawat saja, tetapi juga menyediakan model bisnis yang lebih kokoh dan tangguh pada  masa mendatang.

"Asean adalah wilayah di mana kami memiliki pijakan terkuat dengan akses ke lebih dari 700 juta pelanggan. Selama 18 bulan terakhir, kami telah meluncurkan banyak lini bisnis baru untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap ekonomi digital yang sedang berkembang," kata dia.

AAGB kini menjadi perusahaan investasi dengan portofolio bisnis perjalanan dan gaya hidup komprehensif yang memanfaatkan teknologi untuk memberikan nilai terbaik dengan biaya terendah, didukung oleh data yang kuat.

"Kami juga merupakan salah satu merek terkemuka di Asia yang tetap berkomitmen untuk melayani semua kalangan,” ujar dia.

3 dari 3 halaman

Penggalangan Dana

Tony mengatakan, dengan pengumuman yang disampaikan, Rabu, 29 Desember 2021, strategi penggalangan dana telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kini nilai penggalangan dana telah mencapai lebih dari RM2,5 miliar.

Ini mendukung likuiditas perusahaan untuk pengembangan operasional hingga tahun depan sampai nantinya operasional dapat berjalan dengan berkesinambungan sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi pemegang saham.

"Seiring dengan transformasi digital kami yang terus berjalan, saat ini kami sedang berupaya menggalang dana segar untuk pengembangan airasia Super App, usaha logistik Teleport dan perusahaan enjiniring kami, Asia Digital Engineering (ADE), dalam waktu dekat," ujar dia.

Ia menuturkan, AirAsia Super App yang kini menyediakan 16 produk layanan perjalanan dan gaya hidup sudah menjadi salah satu dari tiga agen perjalanan online (OTA) teratas di Asean dan dalam proses menjadi Super App pilihan bagi semua kalangan di Asean.

Tony menilai, Airasia Super App tidak hanya menawarkan tiket penerbangan dan akomodasi bernilai terbaik, tetapi juga layanan pengiriman makanan, kesehatan, kecantikan, edutech, transportasi ride-hailing, dan lainnya.

Di sisi lain, Teleport sedang tumbuh secara signifikan seiring dengan lonjakan permintaan industri e-commerce di Asean untuk layanan pengiriman first dan last mile delivery.

"Kami juga melihat potensi besar bagi ADE untuk menjadi penyedia layanan perawatan pesawat terkemuka di Asean,” ujar dia.