Sukses

Medikaloka Hermina Siapkan Belanja Modal Rp 1,5 Triliun pada 2022

Belanja modal PT Medikaloka Hermina Tbk akan digunakan untuk pengembangan rumah sakit baru dan eksisting.

Liputan6.com, Jakarta - PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 1,5 triliun pada 2022. Direktur PT Medikaloka Hermina Tbk, Aristo Setiawidjaja menyampaikan, belanja modal tersebut untuk ekspansi perseroan pada 2022.

"Perseroan memiliki rencana belanja modal Rp 1,5 triliun dalam jangka waktu 12 bulan hingga 18 bulan sejak 1 Januari 2022," kata Aristo dalam keterbukaan informasi bursa, ditulis Jumat (21/1/2022).

Aristo merincikan, belanja modal ini akan digunakan untuk pengembangan rumah sakit baru dan eksisting, termasuk di antaranya untuk pembelian alat-alat kesehatan dan alat-alat umum.

Perseroan memiliki arus kas yang cukup untuk melaksanakan rencana belanja modal ini.

"Rencana belanja modal ini diharapkan akan meningkatkan kapasitas rumah sakit dan pelayanan kesehatan Perseroan terhadap pasien," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Target Tambahan Rumah Sakit

Sebelumnya, Perseroan menargetkan 60 rumah sakit hingga 2025, atau penambahan 4 rumah sakit tiap tahunnya mulai 2021.

"Pada 2020, perusahaan sudah memiliki 40 rumah sakit. Target hingga 2025, kalau 4 rumah sakit setiap tahun, berarti 60 rumah sakit di 2025," kata Aristo.

Untuk ekspansi dan pembangunan rumah sakit baru, Aristo mengaku terdapat tiga hal penting yang harus di perhatikan, salah satunya ketersediaan tenaga medis di wilayah tersebut.

"Hal pertama yang kita lihat itu dokternya dulu ada atau enggak. Karena memang di Indonesia dokter itu masih minim," ujar dia.

Selanjutnya ialah pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Oleh karena itu, visibilitas sangat penting. Hal terakhir yang perlu diperhatikan ialah jumlah kapasitas rumah sakit. Perseroan mengaku harus mengetahui lebih dulu berapa banyak rumah sakit yang terdapat di wilayah tersebut.

"Lalu ketiga sudah ada berapa bed, kita juga harus lihat, karena kita mau buka rumah sakit di mana suplai kurang dibandingkan demandnya," kata dia.

Â