Sukses

Wall Street Anjlok, Indeks Nasdaq Merosot 2 Persen Sambut Akhir Pekan

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 2,7 persen menjadi 13.768,92.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 21 Januari 2022. Indeks Nasdaq alami tekanan pada perdagangan Jumat pekan ini seiring indeks teknologi alami minggu terburuk sejak 2020.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 2,7 persen menjadi 13.768,92. Indeks Dow Jones tergelincir 450,02 poin menjadi 34.265,37. Indeks S&P 500 tergelincir 1,9 persen menjadi 4.397,94.

Pada pekan ini, indeks Nasdaq melemah 7,6 persen, dan alami penurunan terburuk sejak Oktober 2020. Indeks Nasdaq turun lebih dari 14 persen sejak catat rekor pada November 2021. Baik indeks S&P 500 dan Dow Jones alami penurunan dalam tiga minggu, dan terburuk sejak 2020.

Laporan triwulanan Netflix yang mengecewakan menjadi kemunduran bagi investor teknologi. Saham raksasa layanan streaming merosot 21,8 persen pada Jumat pekan ini setelah laporan pendapatan kuartal IV perseroan menunjukkan perlambatan pertumbuhan pelanggan.

Saham pesaingnya juga menurun dengan komponen Dow Disney yang operasikan layanan streaming Disney+ susut 6,9 persen.

Saham Tesla merosot 5,3 persen. Saham Amazon dan Meta Platforms masing-masing turun 6 persen dan 4,2 persen. Kerugian besar di growth stock telah mendorong indeks Nasdaq ke wilayah koreksi karena kenaikan suku bunga menekan saham teknologi dengan membuat valuasi terlihat kurang menarik.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Indeks Nasdaq dan Bitcoin Merosot

Indeks Nasdaq alami awal buruk dalam satu tahun, dalam 14 hari perdagangan sejak 2008. "Mengingat penurunan emosional di pasar saham dalam beberapa hari terakhir, fundamental telah ditangguhkan karena aksi pasar sepenuhnya terkait dengan tingkat dukungan teknis,” ujar Chief Investment Strategist Leuthold Group Jim Paulsen dilansir dari CNBC, Sabtu (22/1/2022).

Paulsen menuturkan, faktor fundamental seperti imbal hasil obligasi, laporan ekonomi dan rilis pendapatan sepertinya tidak akan banyak berdampak.

“Ketakutan sekarang harus dipadamkan oleh sejumlah stabilitas pasar saham sebelum trader dan investor kembali mulai pertimbangkan pendorong fundamental,” ujar dia.

Sebagian besar indeks Nasdaq juga didorong oleh lonjakan suku bunga obligasi pemerintah pada pekan ini. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai 1,9 persen pada Rabu pekan ini karena investor fokus pada waktu the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga dan secara luas memperketat kebijakan moneter. Namun, imbal hasil obligasi susut pada Jumat pekan ini.

Investor akan mengalihkan perhatian dalam pertemuan the Federal Reserve pada dua hari ini yang dimulai Selasa pekan ini.

”Sementara beberapa kenaikan suku bunga selama satu hingga dua tahun ke depan akan mewakili perubahan dalam kebijakan the Fed, kami tidak akan mempertimbangkan kebijakan yang membatasi, kami tidak harapkan kenaikan suku bunga gagalkan pemulihan ekonomi,” tutur Senior Global Market Strategist Wells Fargo, Scott Wren.

Adapun bitcoin juga terpukul pada Jumat pekan ini karena investor bersiap untuk kebijakan the Federal Reserve dan membuat aset berisiko dengan suku bunga lebih tinggi ke depan. Bitcoin turun lebih dari 10 persen menjadi USD 38.233.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913 melalui kongres.

    The Fed

  • Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.

    suku bunga

  • Indeks Nasdaq

  • Wall Street