Sukses

Pantau 11 Saham Pilihan saat IHSG Berpotensi Tertekan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi berada dalam tekanan dengan kisaran 6.502-6.711

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan Rabu (26/1/2022). Hal ini seiring harga komoditas dan nilai tukar rupiah yang fluktuaktif.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, rentang gerak IHSG saat ini terlihat masih akan berada dalam fase konsolidasi dengan potensi tekanan masih cukup besar.

Kondisi perlambatan perekonomian yang masih menjadi tantangan serta diiringi oleh fluktuaktif harga komoditas dan nilai tukar rupiah belum akan memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG.

Namun, momentum tekanan masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor baik jangka pendek, menengah dan panjang karena pergerakan fluktuaktif yang terjadi dalam IHSG. Pelaku pasar memanfaatkan untuk melakukan trading dan investasi jangka pendek.

“Hari ini IHSG berpotensi berada dalam tekanan dengan kisaran 6.502-6.711,” kata dia dalam catatannya.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG kembali koreksi 1,5 persen ke posisi 6.568 pada 25 Januari 2022, dan koreksi IHSG menembus moving average (MA) 60 dan support yang berada di 6.534.

“Posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave © di label hitam (skenario terburuknya) atau berada di akhir wave © dari wave (e) dari wave B pada pola triangle di label merah,” tulis dia.

Ia menuturkan, untuk tetap cermati level support berikutnya di 6.480-6.484, apabila IHSG menembus level tersebut, terkonfirmasi IHSG sedang berada di wave (iii) label hitam dengan arah koreksi 6.375-6.468.

Herditya mengatakan, IHSG akan berada di level support 6.480,6.436 dan resistance 6.630,6.738.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Saham Pilihan

Untuk saham pilihan yang dapat dicermati, Herditya memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA).

Sedangkan William memilih saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Selain itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).