Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), terus berupaya meningkatkan ragam variasi produk investasi yang tersedia di pasar modal Indonesia.
Salah satunya dengan optimalisasi layanan perdagangan Kontrak Opsi Saham (KOS). Hal tersebut disampaikan Bursa melalui siaran persnya, Senin, (31/1/2022).
Baca Juga
Adapun beberapa fokus pengembangan yang dilakukan Bursa saat ini adalah pada produk Exchange-Traded Fund (ETF) dan Kontrak Berjangka (IDX30 Futures) yang diluncurkan 2020, serta produk Single Stock Futures dan Structured Warrant dengan rencana peluncuran pada 2022.
Advertisement
Sebagaimana diketahui, Kontrak Opsi Saham (KOS) merupakan salah satu produk turunan di pasar modal yang dapat dimanfaatkan investor untuk mengelola portofolio.
Infrastruktur KOS saat ini masih diperuntukkan bagi perdagangan yang menggunakan lantai perdagangan (trading floor), sehingga diperlukan pengembangan sebelum produk KOS ini dapat dimanfaatkan.
"Sehubungan dengan hal tersebut, Bursa bermaksud melakukan optimalisasi layanan perdagangan KOS," kata Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bursa Revitalisasi Produk KOS
Optimalisasi layanan diimplementasikan dengan terlebih dahulu melakukan penghentian layanan perdagangan produk KOS dan sistem perdagangan Jakarta Option Trading System (JOTS) yang ada saat ini, serta mencabut peraturan terkait KOS terhitung sejak 31 Januari 2022.
Selanjutnya, Bursa akan melakukan inisiasi pengembangan (revitalisasi) produk KOS, baik dari sisi infrastruktur maupun spesifikasi kntrak terbaru yang sesuai dengan common practice.
"Pada masa mendatang, diharapkan produk investasi yang tersedia dapat semakin bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga dapat menjadi pilihan bagi para investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia," kata dia.
Reporter: Elizabeth Brahmana
Advertisement