Liputan6.com, Jakarta Arab Saudi berencana untuk mencatatkan lebih banyak saham di Aramco dan menargetkan penjualan saham sebanyak USD 50 miliar.
Melansir laman CNBC, Sabtu (5/2/2022), informasi mengutip orang-orang yang akrab dengan strategi raksasa minyak itu.
Perusahaan milik negara tersebut dilaporkan telah mengadakan pembicaraan dengan penasihat luar tentang menjual lebih banyak saham di bursa saham Riyadh.
Advertisement
"Serta pencatatan sekunder, seperti di London, Singapura atau bursa lainnya," mengutip laporan itu yang menambahkan bahwa itu masih dalam tahap perencanaan.
Aramco, yang terdaftar di Riyadh pada Desember 2019 dan saat ini memiliki nilai pasar USD 1,97 triliun, tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters perihal rencana aksi korporasi ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja
Raksasa minyak Arab Saudi Aramco mencatat kenaikan laba bersih 158 persen menjadi USD 30,4 miliar atau Rp 433,7 triliun (estimasi kurs Rp 14.168 per dolar AS) pada kuartal III 2021. Kenaikan laba bersih Saudi Aramco seiring pembukaan kembali ekonomi global serta melonjaknya harga minyak dan gas.
Realisasi laba bersih Saudi Aramco ini melampaui harapan analis yang memproyeksikan laba bersih sekitar USD 29,1 miliar atau Rp 412,2 triliun.Perusahaan minyak Arab Saudi ini melaporkan perolehan laba bersih senilai USD 11,8 miliar, setara Rp167,1 triliun pada kuartal III 2021.
"Kinerja kuartal III kami (perusahaan) yang luar biasa adalah hasil dari peningkatan aktivitas ekonomi di pasar utama dan rebound permintaan energi,” ungkap Presiden dan CEO Saudi Aramco Amin Nasser pada Minggu, 31 Oktober 2021, dilansir dari laman CNBC, Senin (1/11/2021).
Baca Juga
Nasser menambahkan masih terdapat beberapa hambatan pada ekonomi global. Kondisi itu disebabkan oleh rantai pasokan yang terhambat. Walaupun begitu, Saudi Aramco tetap optimistis permintan energi akan tetap sehat pada masa mendatang.
Saudi Aramco menuturkan peningkatan laba bersih terjadi karena lonjakan harga minyak mentah. Yang mana permintaannya lebih tinggi daripada volume yang tersedia.
Faktor lainnya adalah penguatan margin penyulingan dan bahan kimia pada kuartal III. Pulihnya permintaan energi global dan peningkatan aktivitas ekonomi di pasar-pasar utama memberi keuntungan besar bagi perusahaan.
Advertisement