Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Senin, 7 Februari 2022. Tekanan terhadap wall street terjadi seiring trader menimbang laporan laba kuartalan terbaru dan menanti data inflasi AS.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 0,58 persen menjadi 14.015,67. Indeks S&P 500 tergelincir 0,37 persen menjadi 4.483,87. Indeks Dow Jones hanya naik 1,39 poin menjadi 35.091,13.
Baca Juga
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah sedikit berubah pada Senin pekan ini seiring laporan nonfarm payroll yang kuat pada Jumat pekan ini. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun tercatat 1,92 persen.
Advertisement
Indeks acuan utama bergerak di antara keuntungan dan kerugian pada sebagian besar sesi perdagangan. Laporan laba perusahaan kembali menjadi sumber volatilitas saham pada awal pekan ini.
Saham Tyson Foods naik lebih dari 12 persen, setelah mengalahkan harapan pendapatan. Sementara itu, produsen perangkat medis Zimmer Blomet turun 9 persen setelah laporannya.
Di sisi lain, saham induk Facebook Meta merosot lebih dari lima persen, melanjutkan penurunan usai rilis laporan keuangan. Saham Meta Facebook turun 30 persen sejak laporan kuartalan perusahaan pada Rabu pekan lalu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham
Saham Netflix susut dua persen pada awal pekan ini. Hal ini setelah perusahaan investasi Needham menyebutkan strategi perusahaan saat ini tidak dapat memenangkan perang streaming. Sebelumnya, Netflix mengeluarkan pedoman yang lebih lemah pada Januari 2022.
“Psikologi investor bergeser hampir dari minggu ke minggu, yang berarti berpegang teguh pada keyakinan investasi seseorang sama sulitnya seperti sebelumnya, tetapi juga tidak pernah lebih penting dalam mendorong kinerja lebih baik,” ujar Strategist Tavis McCourt, Raymond James, dilansir dari CNBC, Selasa (8/2/2022).
Ia menambahkan, pihaknya yakin tetap pada kekuatan ekonomi akan membuat earning per share (EPS) terus meningkat seiring dengan suku bunga. “Karena kami menduga masih jauh dari tingkat yang lebih tinggi yang secara material memperlambat permintaan dalam perekonomian,” ujar dia.
Sejauh ini 56 persen dari perusahaan S&P 500 telah menyampaikan laporan keuangan, dengan 77 persen mengalahkan perkiraan pendapatan dan 76 persen melampaui harapan pendapatan, berdasarkan FactSet.
Namun, ada beberapa hasil mengecewakan dari perusahaan terkenal termasuk Meta dan PayPal yang telah memicu kemunduran besar untuk beberapa saham.
Ada lebih dari 70 perusahaan S&P 500 yang akan menyampaikan hasil laporan keuangan pekan ini. Sejumlah perusahaan yang masuk indeks Dow Jones akan memberikan laporan pembaharuan kuartalan antara lain Disney dan Coca Cola.
Advertisement
Menanti Data Ekonomi
Di sisi lain, saham Spirit Airlines melonjak 17 persen setelah Frontier Airlines mengumumkan kesepakatan untuk bergabung dengan pesaing berbiaya rendahnya. Kabar tersebut meningkatkan sentimen di antara maskapai. Hal ini ditunjukkan dengan saham United naik lebih dari tiga persen.
Saham Peloton melonjak hampir 21 persen di tengah laporan kalau Amazon dan Nike tertarik dengan perseroan. Saham Snowflake melonjak lebih dari enam persen setelah dinaikkan dari Morgan Stanley.
“Kami melihat volatilitas moderat dan mengharapkan arus dana yang kuat masuk ke saham dari investor, serta pembelian kembali perusahaan yang meningkat,” kata JPMorgan Strategist Marko Kolanovic.
Inflasi besar juga menjadi perhatian. Departeman Tenaga Kerja AS akan rilis data indeks harga konsumen Januari 2022 pada Kamis pekan ini. Laporan tersebut diharapkan menunjukkan inflasi naik dengan kecepatan 7,2 persen dari tahun lalu, yang jika akurat akan menjadi kenaikan tercepat sejak Februari 1982.
“Dengan memperhatikan laporan inflasi pada Kamis pekan ini, investor mungkin akan kembali dari akhir pekan dengan komitmen baru untuk hindari saham dengan durasi lebih lama,” ujar Chris Hussey dari Goldman Sachs.
Pasar bersiap hadapi dampak inflasi. Saat ini, pasar memperkirakan sekitar 35 persen kemungkinan the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga pinjaman jangka pendek sekitar 50 basis poin pada Maret.