Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) berencana merambah kanal realitas virtual atau acap disebut metaverse. Hal itu ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara BRI dan WIR Group.
Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani menuturkan, digitalisasi ini diharapkan dapat semakin memudahkan masyarakat untuk mendapat layanan perbankan secara cepat, mudah, efektif, dan aman.
Baca Juga
"BRI senantiasa mengedepankan customer experience dalam setiap layanan, hadirnya BRI ke dalam dunia Metaverse diharapkan bisa menjadi journey baru yang menyenangkan untuk customer sekaligus dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi untuk melakukan berbagai layanan transaksi digital juga customer service yang baik ke depannya, baik virtually maupun on-site," ungkap Handayani, Selasa (8/2/2022).
Advertisement
Metaverse saat ini telah diadopsi oleh banyak negara di dunia, antara lain Amerika Serikat (AS), Kanada, Korea Selatan, hingga Australia. Indonesia, menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menampilkan showcase metaverse Indonesia pada G20 di Bali.
"Kami bangga bisa bermitra dengan WIR Group sebagai penyedia metaverse Indonesia yang sudah ditunjuk pemerintah. BRI sangat ingin dan antusias untuk menjadi bagian dari metaverse ini. Kita juga akan membangun Brimo metaverse karena kita ingin terus melayani produk dan services kepada masyarakat Indonesia berbasis digital, khususnya bagi nasabah BRI," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, CEO dan Co-Founder WIR Group, Michael Budi mengatakan, sebagai pionir dalam pengembangan teknologi metaverse, WIR Group melalui kerjasama ini berkomitmen untuk menyediakan pengalaman baru bagi nasabah BRI melalui kanal metaverse.
"2009 bisa dibilang WIR Group yang pertama bukan hanya di Indonesia, tapi di Asia Tenggara mengenalkan teknologi augment reality yang merupakan elemen utama dari metaverse, kita sudah lakukan di 20 negara,” kata Michael.
Secara garis besar, pengalaman baru tersebut memungkinkan nasabah BRI melakukan transaksi atau kegiatan perbankan lainnya secara virtual dalam ruang tiga dimensi (3D). Sehingga nasabah bisa merasakan seolah-olah sedang melakukan transaksi secara offline.
“Besar harapan kami kolaborasi ini memberi manfaat kepada masyarakat Indonesia dan nasabah BRI mendapatkan layanan yang lebih masif,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja BRI pada 2021
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) berhasil mencatatkan laba bersih (bank only) sebesar Rp 32,22 triliun. Raihan laba bersih itu tumbuh 75,53 persen year on year (yoy).
Direktur Utama BRI, Sunarso menuturkan, pertumbuhan laba BRI ditopang oleh kinerja kredit dan penghimpunan dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh secara positif, disertai penurunan biaya bunga yang signifikan.
Pada saat bersamaan, perseroan juga mampu mengelola portofolio mix serta kualitas aset sehingga dapat meningkatkan yield asset.
"Raihan laba sebesar 32,22 triliun ini membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholder di tengah kondisi yang sangat menantang saat ini,” kata Sunarso dalam paparan kinerja perseroan, Kamis, 3 Februari 2022.
Sampai akhir Desember 2021, kredit yang disalurkan oleh BRI secara bank only tumbuh 7,16 persen yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit secara perbankan nasional yang hanya tumbuh 5,24 persen.
Sunarso mengungkapkan, seluruh segmen kredit di BRI tumbuh positif, terutama drivernya adalah di kredit segmen mikro. Rinciannya, untuk segmen mikro tumbuh 12,98 persen yoy, disusul konsumer 3,97 persen yoy. Kemudian kecil dan menengah 3,55 persen yoy, serta korporasi tumbuh 2,37 persen yoy.
Dari sisi manajemen risiko, BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hal itu tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 3,08 persen dengan NPL Coverage yang sangat memadai sebesar 278,14 persen.
Kualitas kredit BRI yang baik tersebut diikuti dengan kondisi restrukturisasi kredit BRI yang saat ini terus melandai. Hingga akhir Desember 2021 tercatat restrukturisasi BRI sebesar Rp 156,93 triliun, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 245,22 triliun.
Adapun untuk penghimpunan DPK sampai dengan akhir Desember 2021 tumbuh 7,14 persen yoy dengan dana murah (CASA) tercatat tumbuh 11,18 persen yoy.
Advertisement