Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 26 perusahaan yang antre dalam pipeline pencatatan saham di Bursa hingga 7 Februari 2022. Hingga saat ini, terdapat 5 perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 1,67 triliun.
"Pada pipeline saham BEI, hingga saat ini terdapat 26 perusahaan dengan total dana yang direncanakan sebesar Rp 1,97 triliun," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Selasa (8/2/2022).
Baca Juga
Merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, jumlah perusahaan dalam pipeline Bursa itu didominasi perusahaan skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar sebanyak 12 perusahaan.
Advertisement
Disusul perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar sebanyak 10 perusahaan, serta 4 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Adapun rincian sektornya adalah sebagai berikut:
- 4 Perusahaan dari sektor Industrials
- 3 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
- 6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
- 4 Perusahaan dari sektor Technology
- 1 Perusahaan dari sektor Healthcare
- 2 Perusahaan dari sektor Energy
- 4 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
- 2 Perusahaan dari sektor Infrastructures
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
15 Unicorn dan Decacorn Siap Debut di Pasar Modal RI
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan pasar modal Indonesia akan kedatangan sejumlah emiten baru dari perusahaan rintisan atau startup.
Sebelumnya, sudah ada satu startup berstatus unicorn atau memiliki valuasi di atas USD 1 miliar yang mencatatkan saham di bursa, yaitu PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada 2021.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, saat ini bursa telah melakukan pemetaan terhadap 50 unicorn dan centaur yang telah diketahui melalui pemberitaan dengan minimal penggalangan dana sebesar USD 20 juta dan beroperasi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 20 perusahaan di antaranya telah bertemu dengan BEI.
"Kita sudah bertemu dengan para unicorn dan centaur. 15 perusahaan di antaranya telah menyatakan rencana untuk go public,” ungkap Nyoman dalam edukasi wartawan pasar modal, Kamis, 3 Februari 2022.
Nyoman memaparkan, berdasarkan data dari Mandiri Capital, Indonesia tercatat sebagai penghasil unicorn terbanyak di ASEAN. 9 dari 15 unicorn di kawasan tersebut berasal dari Indonesia dengan valuasi sekitar USD 41,6 miliar.
Indonesia juga memiliki potensi besar menghasilkan unicorn baru dengan banyaknya centaur atau startup dengan valuasi di bawah unicorn, berkisar antara USD 100 juta hingga USD 1 miliar.
Di ASEAN, tercatat 70 perusahaan later stage startup dengan status centaur, di mana 38 persen atau sekitar 27 perusahaan berasal dari Indonesia.
Advertisement