Sukses

Saham Disney Melonjak Usai Pendapatan Melebihi Prediksi

Saham Disney melonjak setelah melaporkan kinerja keuangan dengan bisnis taman hiburan kembali bangkit.

Liputan6.com, Jakarta - Disney melaporkan pendapatan kuartal I-2022 pada Rabu, 9 Februari 2022 waktu setempat yang melampaui perkiraan analis khususnya laba per saham dan pendapatan perusahaan.

Saham Disney melonjak kurang lebih 8 persen saat perpanjangan waktu perdagangan. Tercatat laba per saham sebesai USD 1,06 atau Rp 15,2 ribu (estimasi kurs Rp 14.347 per dolar AS). Sementara berdasarkan survei analis oleh Refinitiv hanya memproyeksikan laba per saham 63 sen.

Perusahaan berhasil meraup pendapatan USD 21,82 miliar setara Rp 313,06 triliun. Jumlah ini di atas perkiraan analis Refinitiv yang menduga Disney hanya mampu mengantongi pendapatan USD 20,91 miliar atau Rp 300 triliun.

Di samping itu, total pengguna langganan Disney+ ikut melampaui prediksi StreetAccount. Menurut perkiraan jumlahnya adalah 125,75 juta sementara realitanya Disney mampu menarik 129,8 juta masyarakat global untuk bergabung di layanan streaming filmnya itu.

Perolehan langganan Disney+ memang akan diproyeksikan mengalahkan prediksi bahkan ketika para eksekutif sebelumnya mengungkapkan ada pertumbuhan pelanggan yang lebih banyak dan kian menguat pada paruh kedua tahun ini.  Rencana perseroan merilis konten asli pada platform tersebut pada kuartal IV-2022.

Dari total pelanggan, pada kuartal I ini sukses menambah sekitar 12 juta pelanggan baru Disney+. Oleh karena itu, Disney melihat peningkatan pendapatan rata-rata pengguna atau average revenue per user (ARPU) di AS dan Kanada. Pada tahun lalu hanya USD 5,80 per bulan menjadi USD 6,68.

CFO Disney Christine McCarthy mengatakan, perseroan mengharapkan mampu menggaet pelanggan secara signifikan pada kuartal II. Dia menuturkan, perusahaan mengharapkan biaya program dan produksi untuk bisnis langsung ke konsumen meningkat sekitar USD 800 juta-1 miliar, termasuk biaya program untuk siaran langsung Hulu.

Perusahaan memperkirakan pengeluaran linier itu meningkat sekitar USD 500 juta, sebagian karena pergeseran waktu dan harga naik imbas pandemi COVID-19.

McCarthy menambahkan perusahaan tidak berada pada titik pengeluaran tetap untuk Disney+. Perusahaan yang didirikan Walt Disney ini berharap telah membuat kemajuan signifikan pada 2023.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Aksi Akuisisi

Dalam sebuah wawancara eksklusif, CEO Disney Bob Chapek menyampaikan Disney berniat membeli NFL Sunday Ticket guna ekspansi lebih dalam ke sektor streaming.

Langkah ini tetap Disney lakukan meskipun saham Netflix turun seperti dalam laporan terbarunya. Hal ini seiring Netflix menunjukkan pertumbuhan pelanggan yang melambat. Chapek menegaskan targetnya untuk menggaet lebih banyak pelanggan dari 230 juta menjadi 260 juta pelanggan Disney+ pada 2024.

Tatkala pertemuan perusahaan dengan analis, Chapek mengindikasikan rilis di Disney+ dapat terus menjadi saluran distribusi penting untuk konten aslinya.

"Kami tidak menganut kepercayaan bahwa distribusi teater adalah satu-satunya cara untuk membangun waralaba Disney,” kata dia menunjuk pada kesuksesan hit terbarunya “Encanto”, mengutip dari laman CNBC, Kamis (10/2/2022).

3 dari 4 halaman

Bisnis Taman Bermain Kembali Bangkit

Sektor bisnis usaha Disney lainnya seperti taman bermain dan produk konsumen Disney (merchendise) menyumbang pendapatan mencapai USD 7,2 miliar selama kuartal tersebut. Jumlah ini dua kali lipat dari ysng dihasilkan pada kuartal tahun sebelumnya yakni hanya USD 3,6 miliar.

Alhasil segmen ini melihat hasil operasi melonjak menjadi USD 2,5 miliar dibandingkan dengan kerugian USD 100 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Disney menambahkan pertumbuhan pendapatan karena lebih banyak tamu mengunjungi taman hiburannya, menginap di hotel bermereknya dan memesan jasa kapal pesiar.

McCarthy mencatat taman domestik Disney, khususnya yang berada di Florida, belum melihat pengembalian yang signifikan dalam penjualan tiket dari wisatawan internasional. Saat era pra-pandemi menyumbang sekitar 18-20 persen.

4 dari 4 halaman

Hambatan

Pendapatan bisnis produk konsumen turun 8,5 persen menjadi USD 1,5 miliar setelah penutupan sebagian besar toko ritel bermerek Disney selama paruh kedua 2021.

Selama kuartal terakhir, taman hiburan Disney beroperasi dengan pembatasan kapasitas COVID-19 yang lebih sedikit. Hasilnya tidak bisa maksimal karena situasi global terus dipengaruhi fluktuasi COVID-19 sehingga adanya pemberlakuan kapasitas wajib dan pembatasan perjalanan.

Selain itu, meskipun produksi film dan televisi Disney masih berlanjut, tak dipungkiri perusahaan mengalami hambatan selama proses produksinya. Sementara rilis teater studio termasuk di antara film-film dengan kinerja terbaik tahun ini.

Box office domestik pun masih belum sepenuhnya pulih dari pandemi. Pendapatan dari produksi kolaborasi Disney dari film Marvel Cinematic Universe “Spider-Man: No Way Home” dengan Sony mengimbangi kerugian pada judul lain yang dirilis selama kuartal tersebut. Lantas tidak dapat mengatasi biaya pemasaran dan produksi yang signifikan.

 

Reporter: Ayesha Puri