Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investasi hijau kian diminati. Hal itu salah satunya merujuk pada isu lingkungan. Selain itu, tata kelola perusahaan yang menerapkan ESG dengan baik dinilai menjadi daya tarik tersendiri mengapa investor memburu produk investasi hijau.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny Wicaksono menjabarkan, jika melihat kebutuhan ESG dari sisi investor asing sangat besar. Dia menuturkan, integrasi aspek ESG menjadi kewajiban.
Baca Juga
"Hampir 85 persen dari seluruh investor global memperhatikan aspek ESG sebelum investasi di pasar saham,” ungkapnya dalam DBSI Spring Festival 2022, Kamis (10/2/2022).
Advertisement
Denny memaparkan, Principles for Responsible Investment (PRI) sendiri tercatat mengalami pertumbuhan yang konsisten. Dana kelolaan indeks ini sebesar USD 59 triliun pada 2015, dan mendapai USD 121,3 triliun di 2021. Hal serupa juga terjadi di Indonesia.
"Pasive fund berbasis ESG di Indonesia pada 2016 itu baru ada 1 produk dengan AUM hanya sebesar Rp 42 triliun. Tapi di Oktober 2021 sudah meningkat menjadi Rp 15 produk dengan AUM Rp 3,3 triliun," ujar Denny.
Untuk itu, BEI bersama otoritas terkait senantiasa mengakomodir tren investasi hijau tersebut. Bursa sendiri saat ini sudah align dengan international practice seperti sustainable stock exchanges initiative TCFD.
Denny menambahkan, BEI dan otoritas terkait juga mewajibkan pengungkapan laporan keuangan keberlanjutan, menerapkan ESG scoring, hingga penerbitan green product.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peminat Reksa Dana Berbasis ESG Didominasi Investor Institusi
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis dua indeks saham baru berbasis ESG (environment, social, and good governance) pada Senin, 20 Desember 2021.
Kedua indeks tersebut yakni Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan Indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI. Dua indeks itu merupakan hasil kerja sama BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI).
Menurut pernyataan Bursa, peluncuran indeks ESG ini karena kebutuhan pasar akan indeks ESG baru dan ada beberapa aspirasi dari investor dan fund manager untuk menjadi acuan dalam berinvestasi secara ESG.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menerangkan, saat ini peminat reksa dana berbasis ESG masih didominasi oleh investor institusi yang menerapkan skema ESG dalam kebijakan investasi.
"Untuk investor perorangan, faktor kinerja masih menjadi pertimbangan penting. Untuk investor institusi, memang ada beberapa yang sudah mempertimbangkan ESG sebagai dasar investasinya. Segmen ini yang memang scr khusus mencari reksa dana berbasis ESG,” kata Rudiyanto kepada Liputan6.com, Selasa (21/12/2021).
Meski begitu, Rudiyanto mengatakan Panin Asset Management masih belum memiliki rencana untuk menambah indeks baru berbasis Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan Indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI.
"Sementara ini masih dengan produk yang sudah ada,” kata dia.
Panin Asset Manajemen sebelumnya telah memiliki indeks Panin Sri- Kehati yang berorientasi pada praktik ESG. Hingga November 2021, total dana kelolaannya mencapai Rp 741,45 miliar.
Advertisement