Sukses

Awal Restrukturisasi, Toshiba Jual Bisnis AC

Kesepakatan penjualan saham bisnis AC Toshiba diharapkan menjadi awal dari restrukturisasi perseroan.

Liputan6.com, Tokyo - Tohisba menyampaikan pihaknya akan menjual hampir 60 persen saham perusahaan pembuat pendingin ruangan (air conditioning/AC) kepada mitra joint venture AS seharga USD 870 juta atau setara Rp 12,4 triliun. Hal ini dilakukan jelang imbas rencana perubahan haluan yang bikin investor kecewa.

Transaksi dengan melepas 55 persen unit Toshiba Carrier ke Carrier Global seharga USD 870 juta atau Rp 12,4 triliun (estimasi kurs Rp 14.362 per dolar AS).

Keputusan ini mempertahankan 5 persen saham. Kesepakatan ini diharapkan menjadi awal dari restrukturisasi perusahaan untuk menjadi lebih luas. Pernyataan tersebut diumumkan pada Senin, 7 Februari 2022 setelah dua hari Toshiba memulai “hari investor.” Demikian mengutip laman Channel News Asia, ditulis Sabtu (12/2/2022).

Perusahaan asal Tokyo ini juga akan mengungkapkan rencana untuk membagi perusahaan menjadi dua bagian. Peristiwa tersebut diproyeksikan berpotensi memicu kekecewaan dari para pemegang saham asing.

Manajemen Toshiba akan memberikan penjelasan singkat kepada para pemodal terkait rencana pembubaran  induk bisnis serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan mengenai bisnis individunya.

Pada Jumat, 4 Februari 2022, perusahaan mengungkapkan pihaknya sedang mempertimbangkan membagi perusahaan menjadi dua bukan tiga bagian.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Bakal Lebih Efektif

Berdasarkan rencana tersebut, Toshiba akan memisahkan bisnis perangkatnya, mencakup pula unit chip daya. Sebelumnya perusahaan berniat membagi menjadi tiga. Ketiga sektor tersebut yakni sektor energi dan infrastruktur, unit perangkat dan sektor proseuden chip memori flash.

Pembagian perusahaan menjadi dua dinilai menghemat biaya dibandingkan dengan perpecahan tiga arah yang lebih rumit. 

Meskipun beberapa investor menduga rencana baru ini dirancang untuk agar Toshiba menghindari suara pemegang saham yang memerlukan persetujuan dua pertiga.

 

Reporter: Ayesha Puri