Liputan6.com, Jakarta - PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (SBI) akan memperkuat area distribusi terutama di kota yang menjadi area kunci dan mengembangkan variasi produk baru pada 2022.
PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk bergerak dalam bidang perdagangan besar dan saat ini bekerja sama dengan 319 toko sepeda yang tersebar secara nasional.
"Terkait dengan strategi perusahaan, 2022 merupakan tahun yang tepat bagi kami untuk menguatkan area distribusi terutama di kota-kota key area serta lebih agresif mengembangkan variasi produk baru yang inovatif dan kompetitif," tutur Direktur PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk, Winston Mulyadi dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (18/2/2022).
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan survei yang dilakukan perseroan, kota-kota kunci dapat memberikan peluang bisnis lebih besar adalah Medan, Makassar, Palembang, Balikpapan dan Banjarmasin.
Perseroan meyakini dengan memperkuat distribusi di kota-kota tersebut akan meningkatkan efisiensi logistik dan mendukung dealer berkinerja lebih baik.
Terkait dengan tren sepeda, manajemen perseroan mengatakan, sepeda merupakan produk yang sangat beragam dan banyak gende sepeda.
"Berdasarkan pengalaman kami, ketika ada satu genre yang tren-nya sedang menurun, ada genre atau tipe sepeda lain yang penjualannya meningkat, sehingga kami bisa menjaga kestabilan penjualan,” tulis perseroan.
SBI yang merupakan distributor sepeda merek United dan Avand ini mendistribusikan beberapa brand dengan banyak variasi tipe dan harga yang selalu mengiri kebutuhan tren, mengisi kebutuhan pasar mulai dari entry-level sampai middle-up level. "Hal tersebut adalah kekuatan kami,” tulis perseroan.
SBI mendistribusikan beragam tipe sepeda mulai dari sepeda anak, sepeda gunung, road bike, folding bike hingga sepeda dengan inovasi tenaga listrik dan baterai (e-bike), mainan anak dan baby stroller.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Katalis Positif
Selain memiliki fundamental perusahaan yang baik, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan kesehatan juga menjadi katalis positif bagi perusahaan yang membuat tren pembelian sepeda tetap meningkat.
"Sepeda bukan lagi hanya sebagai alat transportasi, tapi juga menjadi bagian dari gaya hidup sebagai alat olahraga, rekreasi, hobi bahkan fashion. Itu mengapa, demand dari pasar stabil setiap tahun,” ujar Wiston Mulyadi.
Secara ekonomi makro pembangunan infrastruktur (jalan tol) oleh Pemerintah Indonesia telah memberikan dampak ekonomi yang positif bagi Perseroan dalam melakukan kegiatan usaha sebagai perusahaan distribusi.
Infrastruktur jalan yang baik bukan hanya mengoptimalkan jalur distribusi tapi juga berdampak langsung pada masyarakat yang menggunakan sepeda, termasuk regulasi dari pemerintah.
Winston Mulyadi menuturkan, regulasi dari pemerintah yang mengedepankan keselamatan bersepeda yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 59 Tahun 2020 menjadi katalis positif bagi perseroan.
Beberapa hal mengatur tentang hak pesepeda di jalan, fasilitas pendukung bagi pesepeda dan tentang kewajiban penyelenggara fasilitas umum untuk menyediakan parkir khusus pesepeda.
"Dengan berbagai dukungan eksternal tersebut, tren sepeda dalam skala global dan lokal bertumbuh. Ditambah meningkatnya kebutuhan teknologi listrik, kegiatan usaha yang dijalankan oleh SBI memiliki prospek jangka panjang yang sangat positif," ujar dia.
Advertisement
IPO
PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (SBI) akan melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) menggunakan kode saham BIKE di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menawarkan 323.334.000 saham atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Dengan harga penawaran awal berada di kisaran Rp 160 - Rp 170 per saham, perusahaan berpotensi memperoleh dana sebesar Rp 51,73 miliar-Rp 54,96 miliar.
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Saham Perdana akan digunakan untuk modal kerja, berupa pembelian persediaan barang.
Mengutip prospektus di laman e-IPO, total ekuitas perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp 20,27 miliar atau 69 persen yaitu dari Rp 29, 49 miliar pada Desember 2020 menjadi Rp 49,77 miliar pada September 2021. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penambahan modal dan peningkatan laba periode tahun berjalan.