Sukses

Wall Street Anjlok Terdorong Ketegangan Ukraina-Rusia

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 482,57 poin menjadi 33.596,61.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak melemah pada perdagangan Selasa, 22 Februari 2022. Indeks S&P 500 tergelincir dan ditutup di wilayah koreksi seiring meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 482,57 poin menjadi 33.596,61 terseret tekanan saham Home Depot 8,9 persen. Indeks Dow Jones melemah  dalam empat hari berturut-turut. Indeks S&P 500 merosot 1 persen menjadi 4.304,76. Indeks Nasdaq tergelincir 1,2 persen menjadi 13.381,52.

Namun, indeks utama melemah pada akhir perdagangan. Pada sesi terendahnya, indeks Dow Jones merosot lebih dari 700 poin.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan sanksi terhadap bank Rusia VEB dan bank militernya. Inggris juga mulai menargetkan sanksi ekonomi terhadap lima bank Rusia dan tiga orang kaya.

Langkah itu dilakukan sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan mengakui kemerdekaan dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina yang berpotensi melemahkan pembicaraan damai dengan Biden. Putin juga memerintahkan pasukan ke dua wilayah yang memisahkan diri.

“Situasi Ukraina dan Rusia tetap sangat cair, dan ketegangan tetap tinggi, dan dalam jangka pendek itu akan tetap menjadi angin pada saham,” ujar Pendiri Sevens Report, Tom Essaye, dilansir dari CNBC, Rabu (23/2/2022).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Konflik Rusia-Ukraina

Pada Minggu, 20 Februari 2022, Gedung Putih menuturkan, Biden telah menerima “pada prinsipnya” untuk bertemu dengan Putin dalam upaya lain untuk mengurangi situasi Rusia-Ukraina melalui diplomasi.

Gedung Putih menyatakan pertemuan puncak antara kedua pemimpin akan terjadi setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Sergey Lavrov.

ETF VanEck Rusia yang berinvestasi di perusahaan top Rusia turun 8,9 persen. Harga minyak naik yang ditunjukkan dari West Texas Intermediate (WTI) berjangka melonjak 1,5 persen menjadi USD 92,27 per barel.

Konflik Rusia-Ukraina telah menekan pasar baru-baru ini. Pada pekan lalu, indeks Dow Jones turun 1,9 persen. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing merosot 1,6 persen dan 1,8 persen.

Kekhawatiran atas langkah the Federal Reserve (the Fed) untuk menaikkan suku bunga terutama prospek kenaikan suku bunga telah mendorong saham lebih rendah dalam beberapa pekan terakhir.

Namun, eskalasi terbaru dalam konflik Rusia-Ukraina pada akhirnya mendorong indeks S&P 500 ke wilayah koreksi.

3 dari 3 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Dari sisi laporan keuangan, Home Depot melaporkan laba kuartalan USD 3,21 per saham. Home Depot melihat pertumbuhan pendapatan dan laba pada 2022. Namun, saham Home Depot turun hampir 9 persen.

Sementara itu, saham Macy’s turun 5 persen meski kinerja positif. Macy juga mengesahkan program pembelian kembali saham senilai USD 2 miliar dan umumkan kenaikan dividen 5 persen.

Saham Hoghton Mifflin Harcourt melonjak 15,3 persen setelah perusahaan mengatakan akan diambil alih oleh Veritas Capital dalam kesepakatan senilai USD 21 per saham. Kesepakatan akan selesai pada kuartal II 2022.

Dari sisi data ekonomi, PMI manufaktur HIS Markit naik menjadi 52,5 pada Februari dari posisi 50,5. HIS Markit services PMI melonjak 56 pada Februari dari 51,1 pada bulan sebelumnya.

Traders juga mengawasi the Federal Reserve (the Fed) karena bank sentral AS akan menaikkan suku bunga beberapa kali mulai bulan depan. Traders bertaruh ada peluang 100 persen kenaikan suku bunga the Fed setelah pertemuan 15-16 Maret.

Ekspektasi kebijakan moneter yang lebih ketat telah memberi tekanan pada saham, terutama di sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti teknologi. Selain itu imbal hasil surat berharga melonjak pada awal 2022. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sekitar 1,93 persen pada pekan lalu. Sedangkan awal 2022 di sekitar 1,5 persen.