Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatat volume produksi batu bara 52,70 juta ton pada 2021. Perseroan menyatakan, volume produksi batu bara sesuai target yang ditetapkan 52-54 juta ton.
Namun, produksi batu bara itu turun 3 persen dari 2020. Di sisi lain, volume penjualan batu bara Adaro Energy Indonesia mencapai 51,58 juta ton pada 2021. Volume tersebut susut 5 persen yoy. Demikian mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (24/2/2022).
Total pengupasan lapisan penutup 2021 adalah 218,90 million bank cubic meter (Mbcm), atau naik 4 persen y-o-y, yang menghasilkan nisbah kupas 4,15x untuk tahun 2021. Nisbah kupas ini lebih rendah daripada target yang ditetapkan 4,8x karena curah hujan yang di atas rata-rata di sepanjang tahun ini mempengaruhi operasi dan aktivitas pengupasan lapisan penutup.
Advertisement
Baca Juga
Pada kuartal IV 2021, produksi batu bara AEI mencapai 13,06 juta ton, atau 3 persen lebih rendah daripada kuartal IV 2020. Total volume penjualan batu bara pada kuartal IV 2021 tercatat 12,72 juta ton, atau turun 6 persen y-o-y. Total pengupasan lapisan penutup pada kuartal IV 2021 adalah 48,59 Mbcm, atau turun 16 persen y-o-y, dan nisbah kupas kuartal ini mencapai 3,72x.
Produk E4700, E4900, dan E4200 meliputi lebih dari tiga per empat volume penjualan batu bara pada 2022, yang ditopang oleh permintaan yang solid untuk batu bara jenis ini. Indonesia merupakan tujuan penjualan tertinggi Adaro Energy Indonesia pada 2021, sesuai komitmen perusahaan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan batu bara dalam negeri.
Asia Tenggara dan Asia Timur menduduki posisi tertinggi untuk tujuan ekspor Adaro Energy Indonesia, yang masing-masing mengambil porsi 20 persen. China meliputi 19 persen penjualan AEI di periode ini, sejalan dengan peningkatan permintaan negara tersebut terhadap batu bara Indonesia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target 2022
Pada 2022, perseroan menargetkan produksi batu bara 58 juta ton-60 juta ton. Nisbah kupas 4,1 kali. Sementara itu, earning before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) operasional USD 1,9 miliar-USD 2,2 miliar. Sedangkan belanja modal antara USD 300 juta-USD 450 juta.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 23 Februari 2022, saham ADRO naik 4,04 persen ke posisi Rp 2.320 per saham. Saham ADRO dibuka naik 40 poin ke posisi Rp 2.270 per saham.
Saham ADRO berada di level tertinggi Rp 2.350 dan terendah Rp 2.240 per saham. Total frekuensi perdagangan 15.278 kali dengan volume perdagangan 1.405.743. Nilai transaksi Rp 321,9 miliar.
Advertisement