Liputan6.com, New York - Saham berjangka Amerika Serikat (AS) turun tajam pada Kamis (24/2/2022) setelah Rusia mengumumkan serangan ke Ukraina.
Indeks Dow Futures anjlok 720 poin atau 2,19 persen. Indeks S&P 500 melemah 2,26 persen dan indeks Nasdaq futures susut 2,73 persen.
Sementara itu, harga minyak melonjak. Harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) melonjak 5,29 persen ke posisi USD 96,97 per barel. Harga minyak global Brent melambung 5,39 persen ke posisi USD 102,06 per barel, dan melewati level USD 100 untuk pertama kali sejak 2014.
Advertisement
Langkah itu dilakukan saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow akan melancarkan aksi militer di Ukraina. Tak lama setelah pengumuman itu, NBC News melaporkan ledakan terdengar di Kyiv.
Baca Juga
Presiden AS Joe Biden mengutuk serangan itu dengan menyampaikan dunia meminta pertanggungjawaban Rusia.
"Rusia sendiri bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang akan ditimbulkan oleh serangan ini, dan Amerika Serikat serta sekutu dan mitranya akan respons dengan cara yang bersatu dan tegas,” kata Biden.
Berita itu muncul setelah sesi pasar suram lainnya di wall street seiring trader bergulat dengan konflik di Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
Pada sesi perdagangan regular, indeks Dow Jones turun 464 poin atau 1,3 persen. Indeks S&P 500 melemah 1,8 persen. Indeks Nasdaq susut 2,6 persen.
Saham telah berjuang baru-baru ini karena prospek kebijakan moneter the Federal Reserve (the Fed) yang lebih ketat juga telah merusak sentimen investor.
"Volatilitas pasar normal, tetapi kenyataannya penurunan yang kita lihat sejauh ini jauh lebih kecil dari yang diperkirakan. Itu karena kekuatan fundamental yang harus terus berlanjut,” ujar Chief Investment Officer Commonwealth Financial Network, Brad McMillan dilansir dari CNBC, Kamis pekan ini.
Dari sisi laporan keuangan, sejumlah perusahaan besar akan merilis laporan kinerja. Anheuser-Bush, Alibaba, Discobery dan Moderna akan melapor sebelum bel pembukaan. Sementara itu, investor juga menantikan data produk domestik bruto (PDB) dan klaim pengangguran sebelum bel pembukaan dan angka penjualan rumah baru pada Kamis waktu setempat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bursa Saham Asia Rontok
Sebelumnya, harga minyak berjangka melonjak dan bursa saham Asia Pasifik jatuh pada perdagangan Kamis, 24 Februari 2022. Investor mengamati meningkatnya situasi antara Rusia dan Ukraina.
Presiden Rusia Vladiumur Putin mengatakan mengizinkan operasi militer di Ukraina. NBC News melaporkan ledakan terdengar di Kyiv. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat naik 4,36 persen menjadi USD 96,12 per barel di Asia pada Kamis pekan ini.
Harga minyak berjangka Brent menguat 4,34 persen menjadi USD 101,04 per barel, dan mencapai posisi USD 100 untuk pertama kali sejak 2014.
Harga emas di pasar spot naik 1,64 persen dan terakhir diperdagangkan di posisi USD 1.938,81. Bursa saham Asia kompak tertekan. Di Jepang, indeks Nikkei turun 2,2 persen. Indeks Topix melemah 1,75 persen. Indeks Korea Selatan Kospi tergelincir 2,78 persen dan Kosdaq susut 3,29 persen.
Sementara itu, bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga 1,25 persen pada pertemuan Kamis pekan ini. Namun, diperkirakan inflasi harga konsumen akan berada di atas 3 persen pada saat waktu yang lama.
Indeks Shanghai merosot 0,89 persen dan indeks Shenzhen tergelincir 1,37 persen. Indeks Hang Seng turun lebih dari tiga persen. Saham SenseTime Group anjlok 10,7 persen setelah indeks Hang Seng mengumumkan bobotnya dalam indeks Hang Seng Tech ketika dimasukkan pada Maret akan menjadi 0,24 persen, direvisi turun dari 3,94 persen.
Indeks ASX Australia turun 2,94 persen dengan saham bank, tambang dan minyak sebagian besar melemah. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan turun 3,14 persen.
Kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan di Rusia dan Ukraina tetap menajdi fokus. Pada Rabu malam, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pasukan Rusia dapat terlibat dalam invasi penuh ke Ukraina.
Ukraina mengumumkan mereka bermaksud untuk memberlakukan keadaan darurat selama 30 hari dengan kemungkinan perpanjangan. Langkah tersebut harus terlebih dahulu disetujui oleh parlemen. Negara itu juga memperingatkan warganya untuk meninggalkan Rusia dan menghindari bepergian ke sana.
Krisis memasuki fase baru minggu ini ketika Putin mengatakan Moskow akan resmi mengakui kemerdekaan dua wilayah memisahkan diri pro Moskow di Ukraina Timur. Pada Rabu, media yang dikendalikan pemerintah Rusia melaporkan Moskow telah mulai evakuasi staf kedutaan di Kyiv, ibu kota Ukraina.
Indeks dolar AS berada di posisi 96,70 dari posisi 96,19. Yen Jepang diperdagangkan pada kisaran USD 114,63 per dolar AS. Sedangkan dolar Australia berada di posisi USD 0,7177 setelah berada di posisi USD 0,7233.
Advertisement