Sukses

Rusia Serang Ukraina, Saham MEDC hingga ELSA Melambung

Di tengah pelemahan IHSG karena serangan Rusia ke Ukraina, saham MEDC hingga AKRA menguat pada Kamis, 24 Februari 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Saham emiten energi berkaitan dengan minyak dunia pada perdagangan Kamis (24/2/2022). Kinerja itu berlangsung di tengah amblasnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selain itu, tekanan IHSG terjadi di tengah bursa saham Asia yang tertekan dan Rusia mulai serang Ukraina.

Pada penutupan perdagangan, IHSG merosot 1,48 persen ke posisi 6.817,82. Indeks LQ45 susut 1,16 persen ke posisi 973,65. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.929 dan terendah 6.758,86. Sebanyak 492 saham melemah sehingga menekan IHSG. 109 saham menguat dan 82 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 2.075.259 kali dengan volume perdagangan 31,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 21 triliun. Investor asing beli saham Rp 847,28 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.386.

Sejumlah emiten energi terutama berkaitan dengan minyak dunia menguat signifikan. Seperti Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) ditutup menguat 13,39 persen ke posisi Rp 635 per saham.

Saham MEDC dibuka naik lima poin ke posisi Rp 565 per saham. Saham MEDC berada di level tertinggi Rp 680 dan terendah Rp 565 per saham. Total frekuensi perdagangan 37.725 dan volume perdagangan 6.228.147. Nilai transaksi Rp 388,6 miliar.

Lalu ada Elnusa Tbk (ELSA) ditutup naik 36 poin atau 12,33 persen ke level 328. ELSA dibuka pada level 292, terendah di posisi 290 dan tertinggi 314. Total frekuensi perdagangan 44.595 kali dengan volume perdagangan 10.099.871 saham. Dengan nilai transaksi saham ELSA Rp 324,3 miliar.

Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 13 poin atau 7,65 persen ke posisi 183. Saham ENRG dibuka pada level 170. Saham ENRG berada di level tertinggi Rp 191 dan terendah Rp 162 per saham. Total frekuensi perdagangan 23.799 kali dengan volume perdagangan 7.649.252 saham. Nilai transaksi Rp 137,2 miliar.

Selanjutnya ada saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) ditutup naik 45 poin atau 6,08 persen ke posisi 785. Saham AKRA dibuka stagnan Rp 740 per saham. Saham AKRA berada di level tertinggi Rp 795 dan terendah Rp 735 per saham. Total frekuensi perdagangan 10.984 kali dengan volume perdagangan 1.020.932 saham. Nilai transaksi Rp 78,1 miliar.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Melambung

Sebelumnya, harga minyak melonjak lebih dari 4 persen di tengah kabar  Rusia meluncurkan serangan militer terhadap Ukraina.

Dikutip dari CNBC, Kamis, 24 Februari 2022, harga minyak mentah berjangka AS melonjak 4,73  persen menjadi diperdagangkan pada USD 96,46 per barel.

Sedanghkan harga minyak mentah berjangka Brent naik 4,69 persen pada USD 101,93 per barel, tembus level USD 100 untuk pertama kalinya sejak 2014.

Harga gas alam melonjak 4,7 persen. Sementara harga emas di pasar spot yang dipandang sebagai aset safe-haven, naik 1,82 persen dan terakhir diperdagangkan pada level USD 1.942,26.

NBC News melaporkan terjadi ledakan terdengar di ibukota Ukraina, Kyiv,. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu di New York Rabu malam ketika perwakilan dari negara-negara anggota memohon agar Presiden Putin tidak menyerang Ukraina.

Putin memperingatkan negara-negara lain bahwa akan ada konsekuensi yang belum pernah mereka lihat jika ada upaya untuk mengganggu tindakan Rusia, lapor Reuters.

 

3 dari 3 halaman

Eskalasi di Ukraina

Pada eskalasi di Ukraina, Goldman Sachs mengatakan dalam laporan Rabu bahwa dampak pada harga energi harus dibatasi.

"Sementara Eropa mengimpor sebagian besar konsumsi gas alamnya dari Rusia, AS adalah pengekspor bersih gas alam dan efek limpahan pada harga gas AS seharusnya tidak terlalu besar," kata analis di bank Wall Street.

"Ahli strategi komoditas kami juga memperkirakan hanya dampak kecil pada harga minyak, meskipun mereka melihat risikonya condong ke atas karena pasar minyak sudah ketat," tutup dia.