Liputan6.com, Jakarta - Warren Buffett menganggap raksasa teknologi Apple, sebagai salah satu dari empat pilar yang mendorong Berkshire Hathaway. Sebagian besar pilar ini berasal dari ekonomi lama yang dia didirikan selama lima dekade terakhir.
Dalam surat tahunannya kepada pemegang saham yang dirilis pada Sabtu, 26 Februari 2022, legenda investasi berusia 91 tahun itu mencatatkan Apple di bawah judul "Our Four Giants". Warren Buffett bahkan menyebut Apple sebagai perusahaan paling penting kedua setelah kelompok asuransi Berkshire.
"Tim Cook, CEO Apple yang brilian, dengan tepat menganggap pengguna produk Apple sebagai cinta pertamanya, tetapi semua konstituennya yang lain juga mendapatkan manfaat dari sentuhan manajerial,” demikian dikutip dari surat tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Ia kagum dari strategi Cook untuk pembelian kembali saham Apple. Hal itu memberi kenaikan kepemilikan saham Apple milik Warren Buffett.
“Apple, giant runner-up kami yang diukur dengan nilai pasar akhir tahun, adalah jenis holding yang berbeda. Di sini, kepemilikan kami hanya 5,55 persen, naik dari 5,39 persen tahun sebelumnya,” ujar Buffett dilansir dari CNBC, Minggu (27/2/2022).
"Peningkatan itu terdengar seperti kentang kecil. Tetapi pertimbangkan setiap 0,1 persen dari pendapatan Apple 2021 berjumlah USD 100 juta. Kami tidak menghabiskan dana Berkshire untuk mendapatkan tambahan kami. Pembelian kembali Apple berhasil,”.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mulai Beli Saham Apple pada 2016
Berkshire mulai membeli saham Apple pada 2016 di bawah pengaruh deputi investasi Buffett, Todd Combs dan Ted Weschler. Pada pertengahan 2018, Warren Buffett mengumpulkan 5 persen saham Apple dengan biaya USD 36 miliar atau sekitar Rp 517,13 triliun. Saat ini, investasi Apple bernilai lebih dari USD 160 miliar atau sekitar Rp 2.370 triliun (asumsi kurs Rp 14.365 per dolar AS).
"Penting untuk dipahami hanya dividen dari Apple yang dihitung dalam laporan pendapatan GAAP Berkshire dan tahun lalu, Apple membayar kami USD 785 juta di antaranya,” ujar Buffett.
“Namun, ‘bagian’ kami dari pendapatan Apple berjumlah USD 5,6 miliar yang mengejutkan. Sebagian besar dari apa yang dipertahankan perusahaan digunakan untuk membeli kembali saham Apple, tindakan yang kami banggakan,” kata dia.
Berkshire adalah pemegang saham terbesar Apple. Buffett telah menikmati dividen regular dari raksasa teknologi selama bertahun-tahun rata-rata sekitar USD 775 juta per tahun atau sekitar Rp 11,13 triliun.
Advertisement
Kereta Api dan Energi
Buffett juga memuji bisnis kereta apinya BNSF dan segmen energi BHE sebagai dua raksasa konglomerat lainnya yang mencatat rekor pendapatan pada 2021.
“BNSF, raksasa ketiga kami terus menjadi arteri nomor satu perdagangan Amerika yang menjadikannya aset yang sangat diperlukan bagi Amerika dan juga untuk Berkshire,” ujar dia.
Ia menambahkan, BHE telah menjadi pembangkit tenaga listrik utilitas dan kekuatan utama dalam angin, matahari, dan transmisi di sebagian besar Amerika Serikat.
Pendapatan operasional Berkshire melonjak 45 persen pada kuartal IV. Hal ini seiring pertumbuhan berkelanjutan di bisnis kereta api, utilitas, dan energi.
Adapun Buffett membeli kembali saham Berskhire senilai USD 27 miliar atau sekitar Rp 387,85 triliun pada 2021. Sementara itu, kas Berskhire mencapai rekor dekati USD 146,7 miliar atau sekitar Rp 2.107 triliun pada 2021.