Sukses

Alkindo Naratama Incar Penjualan Tumbuh 30 Persen pada 2022

Alkindo Naratama (ALDO) melalui ECO terus melakukan ekspansi bisnisnya dengan meningkatkan kapasitas produksi kertas coklat.

Liputan6.com, Jakarta - PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO), emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia yang terintegrasi mulai merambah bisnis sektor packaging. Alkindo Naratama menawarkan kemasan ramah lingkungan.

Bermula dari aksi akuisisi 99 persen saham PT Eco Paper Indonesia (ECO) Rp 198 miliar pada 2019. Aksi tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan eco-packaging yang terus meningkat dari industri FMCG, khususnya F&B dan e-commerce.

Alkindo Naratama melalui ECO terus melakukan ekspansi bisnisnya dengan meningkatkan kapasitas produksi kertas coklat. Yakni dengan memasang mesin-mesin baru yang mampu memproduksi hingga 220.000 ton per tahun, dan diharapkan selesai pada 2022.

"Seiring dengan tingginya permintaan  dari bisnis pengiriman (packaging) dan kemasan untuk industri e-commerce, kami optimis dapat terus meraih pertumbuhan kinerja kedepan, di mana kami menargetkan dapat mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 30 persen dan laba bersih naik sebesar 40 persen untuk tahun ini,” ungkap Presiden Direktur PT Alkindo Naratama Tbk, H. Sutanto dalam keternagan resmi, ditulis Rabu (2/3/2022).

Selain dari bisnis pengemasan dan kertas coklat, Alkindo Naratama juga bergerak pada bisnis distribusi bahan kimia yang dioperasikan oleh PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI) dan bisnis polimer berbasis air yang dioperasikan oleh PT Alfa Polimer Indonesia (ALFA).

Meskipun empat bisnis ini memiliki jenis operasi yang berbeda, dalam praktiknya keempatnya bisa terintegrasi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Gerak Saham ALDO

Pada penutupan perdagangan, Selasa, 1 Maret 2022, saham ALDO melemah 1,81 persen ke posisi Rp 1.085 per saham. Saham ALDO dibuka stagnan Rp 1.105 per saham.

Saham ALDO berada di level tertinggi Rp 1.115 dan terendah Rp 1.075 per saham. Total frekuensi perdagangan 914 kali dengan volume perdagangan 47.458 saham. Nilai transaksi Rp 5,2 miliar.