Sukses

Laba Bersih SIMP Naik 320 Persen pada 2021

PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) membukukan kenaikan laba yang ditopang pertumbuhan laba usaha dan penurunan beban keuangan pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Laba bersih perusahaan kelapa sawit beserta produk turunannya, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) melonjak sebesar 320 persen menjadi sebesar Rp 984 miliar pada 2021, dibanding periode 2020.

Hal tersebut disampaikan perseroan melalui keterbukaan informasinya, yang dikutip Liputan6.com, Rabu (2/3/2022).

Kenaikan laba bersih tersebut terutama disebabkan oleh naiknya laba usaha dan penurunan beban keuangan yang sebagian diimbangi oleh kenaikan beban pajak penghasilan. Laba kotor perseroan tercatat sebesar Rp5,15 triliun, naik 71 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sementara laba usaha yang dihasilkan mencapai sebesar Rp2,91 triliun, meningkatkan sebesar 64 persen. Selanjutnya EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp4,47 triliun, naik sebesar 42 persen yoy.

Peningkatan kinerja tersebut merupakan implikasi dari naiknya harga jual rata-rata produk sawit dan produk Minyak & Lemak Nabati (EOF) serta kenaikan volume penjualan produk EOF.

Harga jual rata-rata minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak inti kelapa sawit (palm kernel/PK) masing-masing meningkat sebesar 35 persen yoy dan sebesar 64 persen yoy.

Kenaikan harga jual rata-rata tersebut membuat penjualan SIMP pada 2021 naik sebesar 36 persen yoy menjadi sebesar Rp 19,66 triliun. Padahal volume produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti perseroan sepanjang tahun 2021 menurun sebesar 8 persen yoy menjadi 2,76 juta ton terutama disebabkan kondisi cuaca yang tidak mendukung serta kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit.

Seiring dengan penurunan produksi TBS inti dan eksternal, total produksi CPO perseroan turun sebesar 7 persen yoy menjadi 687 ribu ton. Volume penjualan CPO turun sebesar 7 persen yoy menjadi 698 ribu ton sedangkan volume penjualan produk PK turun 11 persen yoy menjadi 162 ribu ton.

"Tahun 2021 kembali menjadi tahun yang menantang bagi industri agribisnis terutama seiring kondisi cuaca yang tidak mendukung serta berlanjutnya dampak pandemi," kata Direktur Utama SIMP Mark Wakeford.

Kenaikan harga komoditas sepanjang tahun 2021 berdampak positif bagi perseroan, terutama karena meningkatnya permintaan global terhadap vegetable oils serta rendahnya produksi karena dampak cuaca. Produksi TBS inti perseroan pada tahun 2021 menurun karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dan kegiatan peremajaan tanaman sawit.

"Kegiatan peremajaan kelapa sawit berlanjut dimana kami melakukan penanaman kembali pada sebagian lahan yang berusia tua, dengan benih bibit yang memiliki potensi hasil panen tinggi," kata dia.

Pada 2021, perseroan meraih kinerja keuangan yang positif seiring kenaikan harga jual rata-rata produk sawit dan produk EOF, kenaikan volume penjualan EOF dari Divisi EOF serta upaya-upaya pengendalian biaya dan efisiensi.

Meski demikian, rasio pengungkit neto (net gearing) Grup SIMP pada 31 Desember 2021 turun menjadi 0,35x dibandingkan 0,50x pada 31 Desember 2020.

"Di tengah pandemi di seluruh dunia, adanya dampak cuaca serta volatitas harga komoditas, kami terus memprioritaskan pengalokasian belanja modal pada aspek-aspek yang memiliki potensi pertumbuhan, kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit  dan infrastruktur," kata Mark.

Perseroan juga berfokus pada peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi, dan menciptakan inovasi untuk peningkatan produktivitas perkebunan.

Selain itu, Salim Ivomas Pratama juga berfokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan serta pengambilan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan selama masa pandemi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Gerak Saham SIMP

Pada penutupan perdagangan Rabu, 2 Maret 2022, saham SIMP naik 4,95 persen ke posisi Rp 530 per saham. Saham SIMP dibuka stagnan Rp 505 per saham.

Saham SIMP berada di level tertinggi Rp 545 dan terendah Rp 505 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.756 kali dengan volume perdagangan 372.137. Nilai transaksi Rp 19,7 miliar.

 

 

Reporter: Elizabeth Brahmana