Sukses

Nanotech Indonesia dan Sumber Tani Agung Catat Saham Perdana di BEI

PT Nanotech Indonesia Global Tbk dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk mencatatkan saham perdana di BEI, Kamis (10/3/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia kedatangan dua emiten baru pada perdagangan Kamis (10/3/2022). Hal ini seiring ada pencatatan saham PT Nanotech Indonesia Global Tbk dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk.

PT Nanotech Indonesia Global Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode saham NANO di papan akselerasi Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan tercatat ke-10 pada 2022.

Jumlah saham yang dicatatkan 4.285.000.000 saham yang terdiri dari saham pendiri 3 miliar saham dan penawaran umum saham atau initial public offering (IPO) 1,285 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Perseroan menetapkan harga saham perdana Rp 100 per saham. Total dana IPO yang diperoleh Rp 128,50 miliar.

Dana hasil IPO antara lain digunakan sebesar Rp 16,39 miliar untuk belanja modal berupa pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi berbasis rekayasa material.

Selain itu, sebesar Rp 16,70 miliar untuk belanja modal berupa pembelian mesin dan perlengkapan terkait jasa layanan teknologi kesehatan, kosmetik, dan farmasi. Kemudian sebesar Rp 16,22 miliar untuk belanja modal berupa pembelian mesin dan perlengkapan terkait layanan utama berupa layanan riset dan pengembangan dari pihak ketiga.

Selanjutnya sebesar Rp 17,04 miliar untuk belanja modal  berupa pembelian mesin dan perlengkapan untuk implementasi teknologi pemanfaatan limbah dan sebesar Rp 3,61 miliar untuk belanja modal berupa pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan sistem penunjangnya.

“Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan dalam rangka mendukung kegiatan usaha perseroan,” demikian mengutip dari prospektus.

Selain itu, perseroan juga menawarkan waran seri I sebanyak 1,028 miliar waran. Pra pencatatan waran seri I sebesar 1,028 miilar waran dengan harga pelaksanaan waran seri I sebesar Rp 125 per saham. Adapun rasio waran seri I yaitu 10:8.

Sedangkan dana yang akan diperoleh perseroan dari hasil pelaksanaan waran untuk modal kerja perseroan.

Perseroan telah menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek dalam rangka IPO.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Pencatatan Saham PT Sumber Tani Agung Resources Tbk

Selain itu,PT Sumber Tani Agung Resources Tbk mencatatkan saham perdana di BEI dengan kode saham STAA di papan utama. Jumlah saham yang akan dicatatkan sebanyak 10.903.372.600 saham. Saham tersebut terdiri dari saham pendiri 10.000.000.000 saham, IPO sebesar 896.300.600 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham, dan program kepemilikan saham pegawai perseroan (ESA) sebesar 7.072.000 saham.

Harga penawaran saham perdana Rp 600 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh dari IPO sebesar Rp 526,24 miliar.

Perseroan akan memakai dana hasil IPO ini antara untuk pembangunan industri hilir oleh PT Sumber Tani Agung Oils and Fats (STAOF) yang berlokasi di Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, Dumai, Riau.

Selain itu, dana IPO akan digunakan untuk belanja modal antara lain sekitar 56 persen untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT/CPO per hari, dan diperkirakan selesai Oktober 2023. Selanjutnya sekitar 22 persen untuk pembangunan fasilitas dermaga membutuhkan waktu 22 bulan yang diperkirakan selesai Oktober 2023.

Sekitar 22 persen akan digunakan untuk tangka timbun berkapasitas 35.000 MT tersebut membutuhkan waktu 22 bulan yang diperkirakan selesai Oktober 2023.

Perseroan telah menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Sesudah IPO, pemegang saham perseroan antara lain PT Malibu Indah Lestari sebesar 36,78 persen, PT Kedaton Perkasa sebesar 28,94 persen, Russel Maminta Wijaya sebesar 13,26 persen. Selain itu, Gani sebesar 6,35 persen, Lele Tanjung sebesar 3,76 persen, Hardi Mistani sebesar 2,85 persen dan masyarakat sebesar 8,06 persen.