Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penyedia menara telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menargetkan pertumbuhan pendapatan perseroan tahun ini bisa mencapai sebesar 10 persen.
Hal tersebut disampaikan Direktur Investasi sekaligus Corporate Secretary Mitratel, Hendra Purnama melalui siaran persnya, Jumat, 10 Maret 2022
Target pertumbuhan pendapatan tersebut melampaui target pertumbuhan rata-rata industri menara telekomunikasi. Pada 2021, pendapatan perseroan tumbuh sebesar 11 persen menjadi Rp 6,87 triliun dibandingkan 2020 yang sebesar Rp 6,18 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Pada 2022, dengan pembangunan 750 menara dan 3.000 kolokasi secara organik, serta tambahan 3.000 tower  secara inorganik, perseroan optimistis target pendapatan tersebut bisa dicapai.
Hingga akhir 2021, jumlah tower Mitratel meningkat sebesar 52,7 persen menjadi sebanyak 28.206 unit, dibandingkan tahun 2020 yang sebanyak 18.473 unit. Jumlah tenant perseroan di tahun 2021 naik 39,3 persen menjadi 42.594 dari tahun 2020 yang sebanyak 30.570.
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tersebut telah menjadi bagian dari value chain layanan seluler melalui penyediaan layanan konektivitas infrastruktur telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah menara telekomunikasi perseroan sekitar 28 persen dari populasi tower di Indonesia.
Hal ini untuk memperkuat ekosistem digital Indonesia dan siap untuk berkompetisi secara global. Perseroan juga berperan sebagai enabler pengembangan 5G melalui penyediaan layanan infrastruktur telekomunikasi.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Empat Strategi
Untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan, Mitratel memiliki empat strategi yaitu:
1. Meningkatkan pertumbuhan organik
Mitratel akan melakukan langkah agresif untuk menangkap peluang permintaan menara baru (B2S) dan colocation  dari MNO melalui peningkatan kapasitas dan cakupan layanan.
2. Strategi M&A untuk melengkapi pertumbuhan organik, melalui akuisisi ataupun konsolidasi Perseroan akan melakukan konsolidasi industri dengan memanfaatkan kekuatan neraca dan arus kas perusahaan, serta memaksimalkan sinergi Telkom Group.
3. Ekspansi ke layanan baru. Perseroan akan mengembangkan portofolio layanan infrastruktur digital yang lengkap untuk mendukung pengembangan infrastruktur penting dari MNO seperti Fiber, Edge infra solution, power-to-tower dan digital services (seperti IoT).
4. Meningkatkan efisiensi operasional
Perseroan akan mengimplementasikan inisiasi efisiensi biaya di berbagai area, seperti biaya operasi dan pemeliharaan untuk meningkatkan profitabilitas dan arus kas.
Selain itu, perseroan juga akan melakukan transformasi digital operasional dengan meningkatkan operational business process melalui integrasi sistem IT.
Advertisement
Kinerja Keuangan dan Gerak Saham MTEL
Hingga akhir 2021, Mitratel mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,38 triliun, naik 129,4 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 602 miliar.
Per akhir 2021, total aset Mitratel meningkat sebesar 128,3 persen menjadi sebesar Rp 57,72 triliun, dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 25,28 triliun. Liabilitas perseroan naik 40,7 persen menjadi Rp 24,08 triliun dari Rp 17,12 triliun. Sedangkan ekuitasnya melonjak sebesar 312,2 persen menjadi Rp 33,64 triliun dari Rp 8,16 triliun.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 10 Maret 2022, saham MTEL ditutup naik 0,64 persen ke posisi Rp 785 per saham. Saham MTEL dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 790 per saham. Saham MTEL berada di level tertinggi Rp 790 dan terendah Rp 770 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.046 kali dan volume perdagangan 257.203 saham. Nilai transaksi Rp 20,1 miliar.
Â
Reporter: Elizabeth Brahmana