Sukses

Wall Street Kembali Lesu Usai Invasi Rusia ke Ukraina Masih Berlanjut

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 229,88 poin menjadi 32.944,19.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 11 Maret 2022. Wall street tertekan selama lima minggu berturut-turut seiring investor tetap berhati-hati tentang perang Rusia dan Ukraina.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 229,88 poin menjadi 32.944,19. Hal ini terseret tekanan di saham Nike dan Apple. Indeks S&P 500 merosot 1,3 persen menjadi 4.204,31. Indeks Nasdaq tergelincir 2,2 persen menjadi 12.843,81.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, perubahan positif tertentu telah terjadi dalam pembicaraan antara Kremlin dan Ukraina. Namun, gencatan senjata belum dinegosiasikan. Sementara itu, Presiden Volodymr Zelensky mengatakan Ukraina telah mencapai titik balik strategi dalam perangnya dengan Rusia.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga menyerukan diakhirinya status Rusia sebagai mitra dagang pilihan. Sementara Kongres meloloskan RUU pendanaan yang mencakup USD 14 miliar bantuan Ukraina.

"Saham akan tertekan karena ketidakpastian setelah harapan gencatan senjata memberikan kekecewaan,” ujar Ryan Detrick dari LPL Financial dilansir dari CNBC, Sabtu (12/1/2022).

Indeks Dow Jones mencatat penurunan lima hari berturut-turut karena perang Rusia-Ukraina membebani pasar keuangan. Indeks Nasdaq dan S&P 500 alami tekanan dalam dua minggu berturut-turut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Wall Street Merosot dalam Sepekan

Pada pekan ini, indeks Dow Jones melemah 2 persen. Indeks S&P 500 mersoot 2,9 persen dan indeks Nasdaq tergelincir 3,5 persen.

“Berpotensi kabar baik dari komentar mengenai negosiasi gencatan senjata dari Putin tetapi investor tidak yakin berapa banyak bobot yang harus diberikan mengingat beberapa komentar sebelumnya yang ternyata kosong,” ujar Chief Investment Strategist Leuthold Group, Jim Paulsen.

Namun, Bank of America mengatakan, penurunan saham terkait dengan perang bisa saja mencapai titik terendah. “Penurunan indeks S&P 500 dari puncaknya menunjukkan koreksi yang besar,” ujar Equity and Quant Strategist Bank of America Securities, Savita Subramanian.

Ia menambahkan, saham sebagian besar memperhitungkan kejutan geopolitik dengan indeks S&P 500 turun 9 persen dari puncaknya sejak berita utama Rusia-Ukraina pada awal Februari. “Mirip dengan penurunan 7-8 persen pada peristiwa makro atau geopolitik sebelumnya,” kata dia.

Selain itu, harga energi juga membayangi pergerakan wall street. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 2,9 persen menjadi USD 109 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent menguat 2,9 persen menjadi USD 112. Harga minyak telah turun dari level tertinggi pada awal pekan ini.

3 dari 3 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Harga logam kecuali tembaga turun tajam. Harga palladium berjangka susut 4 persen menjadi USD 2.803,50 per ounce. Harga komoditas beragam dan imbal hasil obligasi sebagian besar menguat, meski naik tipis.

Dari sisi data ekonomi, indeks sentimen konsumen Universitas Michigan merosot ke posisi 59,7 pada Maret 2022. Indeks tersebut turun dari posisi 62,8 pada Februari. Indeks tersebut menunjukkan posisi terlemah sejak September 2011.

"Berita kalau kepercayaan konsumen turun bahkan lebih rendah pada Jumat pagi ini karena kekhawatiran rumah tangga tentang inflasi yang meningkat telah meningkatkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Amerika Serikat yang serius atau bahkan mungkin resesi,” kata Paulsen.

Sementara itu, saham Rivian tergelincir 7,6 persen. Saham DocuSign susut 20,1 persen setelah mengeluarkan panduan yang lemah untuk kuartal I dan tahun fiskal.

Saham-saham teknologi juga menekan indeks Nasdaq. Saham Zoom Video turun 5 persen sehingga mendorong harga saham koreksi hampir 10 persen dalam sepekan. Saham Meta Platforms merosot 3,9 persen, dan turun 6,2 persen dalam sepekan.