Liputan6.com, Jakarta - Dalam pasar modal, ada istilah bull market dan bear market. Kondisi ini bisa dipakai sebagai acuan dalam menentukan keputusan investasi.
Kali ini, trivia saham akan membahas mengenai bear market. Secara garis besar, bear market adalah kondisi pasar saham dengan harga saham sedang mengalami tren melemah atau turun. Bear market juga dapat menyertai penurunan ekonomi secara umum seperti resesi.
Adapun harga saham umumnya mencerminkan ekspektasi terhadap perusahaan. Saat prospek pertumbuhan berkurang, dan ekspektasi pupus, harga saham bisa turun.
Advertisement
Kekhawatiran mengenai potensi kerugian atau penurunan dapat menyebabkan periode harga aset yang tertekan dalam waktu lama.
Baca Juga
Salah satu indikasi bear market adalah ketika saham rata-rata turun setidaknya 20 persen dari harga tertingginya. Lainnya, ada yang menyebutkan bear market adalah ketika investor lebih menghindari risiko daripada mencari risiko.
Melansir Investopedia, Minggu (13/3/2022), penyebab bear market bervariasi, tetapi secara umum, ekonomi yang lemah atau melambat atau lesu, pecahnya gelembung pasar, pandemi, perang, krisis geopolitik, dan pergeseran paradigma ekonomi yang drastis seperti beralih ke ekonomi online, adalah semua faktor yang mungkin menyebabkan bear market.
Selain itu, intervensi pemerintah dalam perekonomian juga dapat memicu bear market. Misalnya, perubahan tarif pajak, kenaikan suku bunga.
Demikian pula, penurunan kepercayaan investor juga dapat menandakan dimulainya bear market. Ketika investor yakin sesuatu akan terjadi, mereka akan mengambil tindakan menjual saham untuk menghindari kerugian.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fase Bear Market
Bear market biasanya memiliki empat fase:
Fase pertama ditandai dengan harga tinggi dan sentimen investor yang tinggi. Menjelang akhir fase ini, investor mulai keluar dari pasar dan mengambil keuntungan.
Pada fase kedua, harga saham mulai turun tajam, aktivitas perdagangan dan keuntungan perusahaan mulai turun, dan indikator ekonomi yang dulunya positif mulai di bawah rata-rata. Beberapa investor mulai panik karena sentimen mulai turun. Ini disebut sebagai kapitulasi.
Fase ketiga menunjukkan spekulan mulai memasuki pasar, akibatnya menaikkan beberapa harga dan volume perdagangan.
Pada fase terakhir, atau keempat, harga saham terus turun, namun perlahan. Saat harga rendah dan kabar baik mulai menarik investor lagi, pasar bearish mulai mengarah ke pasar bull.
Â
Â
Advertisement